Diperkosa Oleh Asisten Pribadi

Diperkosa Oleh Asisten Pribadi

Saat ini aku sudah memiliki seorang anak perempuan yg mungil dan cantik.

Kalau suamiku itu seorang pegawai di salah satu Bank pemerintah. Mungkin karena suamiku ingin karirnya lebih meningkat, maka akhir-akhir ini dia jarang pulang tepat waktu.

Maka apabila suamiku sedang berada di rumah, yg dia lakukan hanyalah makan, istirahat dan tidur.

Aku sengaja memberi judul Diperkosa agar pas dengan kejadian sebenarnya.

Saat itu hari-hariku juga terasa membosankan karena sebagai ibu rumah tangga dengan rutinitas yang itu-itu saja. Suamiku kemudian menyarankan agar aku memiliki kegiatan agar tidak terlalu membosankan.

Benar juga sih, dari pada aku hanya bengong sendiri di rumah akan lebih baik jika aku cari kegiatan. Akhirnya aku membuka butik kecil, sekedar untuk mengisi waktu dan menyalurkan hobiku.

Saat itu aku pergi ke kamar, begitu kubuka pintu kamar, langsung melepaskan pakaianku hingga tersisa bra dan celana dalam saja yg masih melekat pada tubuhku.

Ketika aku berjalan hendak memasuki kamar mandi aku melewati tempat rias kaca milikku. Untuk beberapa saat aku melihat tubuhku sendiri, kulihat betisku yang masih kencang, lalu mataku mulai beralih melihat pinggulku yang berukuran sedang dengan pinggang yg kecil.

Kemudian kuperhatikan bagian atas tubuhku, payudaraku yg masih ditutupi bra terlihat bertambah besar setelah melahirkan.

“Eeeeh… Ngapain Mang di sana!?” aku terkejut akibat ada sosok Mamang yg sedang berdiri di belakang pintu kamar.

“Jangan ngeliatin…! aku lagi ganti baju nih…!” kataku dengan marah sambil menutupi bagian tubuhku yg terbuka.

Tetapi bukannya mematuhi perintahku dia malah melangkahkan kakinya hingga masuk ke dalam kamar ini.

“Hey Mamang…! aku udah bilang, tolong cepatan keluar…! Kalo ngak aku teriak nih…!” bentakku lagi dengan mata melotot.

“Silahkan aja Nyoya teriak sekuatnya… Di rumah ini kan cuma ada kita berdua… Terus hujan di luar juga bakal bikin suara Nyonya ngak bakal kedengeran sama tetangga…” ucapnya dengan tatapan tajam.

Detik demi detik tubuh mantan asisten ayahku itu semakin dekat dan terus melangkah menghampiriku. Terasa jantungku semakin berdetak kencang dan tubuhku semakin menggigil karenanya. Aku pun mulai mundur teratur selangkah demi selangkah, aku tidak tau harus berbuat apa saat itu sampai akhirnya aku terpojok oleh bibir ranjang tidurku.

“Mang…Jangaaaan…!” kataku dengan suara gemetar.

“Huahahaha…! Percuma Nona… Mamang udah nafsu liat badan mulus Nona…” dia hanya tertawa saat melihatku ketakutan.

“Jangan dong Mang…!” jeritku begitu jaraknya beberapa langkah dariku.

Mamang mulai menerjangku hingga terpental jatuh di atas ranjang dan dalam hitungan detik tubuhnya langsung menyusul dan menindih tubuhku yg dalam keadaan pasrah.

Aku terus berusaha meronta saat Mamang mulai menggerayangi tubuhku dalam himpitannya.

Perlawananku yg terus-menerus dengan menggunakan kedua tangan dan kedua kakiku untuk menendang-nendangnya terus membuatnya sedikit kewalahan hingga sulit untuk berusaha menciumku hingga akhirnya aku berhasil lepas dari himpitan tubuhnya yg kekar itu.

Begitu aku mendapat kesempatan untuk mundur dan menjauh dengan membalikkan tubuhku dan berusaha merangkak namun aku masih kalah cepat dengannya, mantan asisten pribadi ayahku itu berhasil menangkap celana dalamku sambil menariknya hingga tubuhku pun jatuh terseret ke pinggir ranjang.

Berhasilah aku di pegangnya…!

“Maaang…. Jangaaaan…” aku memohon melarikan diri.

Rupanya dia sudah kesurupan dan lupa siapa yg sedang ingin diperkosanya ini. Setelah melihat diriku mulai kehabisan tenaga, dia dengan sigapnya menggenggam kedua tanganku.

“Mamang udah lama pengen nyicipin tubuh Nyoya” bisiknya di dekat telingaku.

“Dari pertama kali Mamang jadi asisten, Mamang emang udah nungguin kesempetan kayak gini…” katanya lagi dengan suara nafas yang memburu.

“Tapi aku kan anak majikan” kataku mencoba mengingatkannya .
Hehehe…” balasnya sambil melepas ikatan tali bra yang kukenakan.

“Ha… Haha… Haha… Hmmm..” desah nafasnya memenuhi telingaku.

“Wiiih…! Jadi montok nih badan Nyonya…” ujarnya memandangi tubuhku dengan tatapan nanar.

Tangannya bergetar memegang dan meremas-remas payudaraku yg menyebabkan aku mendesah-desah. Lalu wajahnya mendekati kedua tokedku dan kurasakan lidahnya menjalar dan meliuk-liuk di bagian putingku.

Setelah itu tangannya mulai merayap ke bawah, mengelus-elus bagian kewanitaanku yg tidak dihiasi bulu kemaluan sama sekali. Jari Mamang mulai mengelus-elus bibir vaginaku lalu menyusup ke dalam.

“Aaaahh… Maang…!” erangku menahan rasa nikmat yg mulai terasa, walaupun aku di perkosa.

Mamang ngak membuang-buang waktu, dia segera membuka kaos dan celana panjangnya kemudian kembali melumat payudaraku yg sudah mengeras. Perlahan-lahan mulutnya merayap makin ke bawah. Dia mengecup-ngecup gundukan di antara pahaku sekaligus mengelusi paha dan pantatku.

Dengan hati-hati ia membuka kedua pahaku dan mulai mengecup vaginaku disertai jilatan-jilatan sensual. Tubuhku pun bergetar merasakan serangan lidah Mamang.

“Ahh… Ooouuuhh… enaaak… Maaang…! desahku tidak karuan.

Mendengar aku yg sudah menikmati, dia membiarkan tanganku terbebas. Namun perlakuan Mamang semakin menjadi-jadi.Dia bahkan menghisap-hisap kewanitaanku dan meremas-remas payudaraku dengan liar secara bersamaan.

Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai diriku, tubuhku menggelinjang hebat disertai desahan dan erangan yg tidak berkesudahan. Kini aku membuka lebih lebar kedua kakiku agar memudahkan mulut Mamang melahap vaginaku.

Sensasi geli bercampur nikmat membuatku tenggelam menuju ke dasar lautan birahi. Si Mamang terlihat tau persis apa yg harus dilakukan selanjutnya, dia membuka celana dalamnya dan merangkak naik ke atas tubuhku.

Kami pun bergumul dalam ketelanjangan yg berbalut birahi. Sesekali Mamang berada di atas dan sesekali di bawah. Pinggulnya terus bergerak liar, demikian pula aku yg tidak tinggal diam dan melakukan hal yg sama.

Kemaluan kami saling beradu, menggesek dan menekan-nekan. Apalgi detak jantungku semakin kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuhku mengeras.

Mamang kini memposisikan diri di antara kedua belah pahaku sambil tangannya mengarahkan kejantanannya yg telah menegang menuju ke lubang vaginaku.

“Aaahhhhh… Ouuuuhhhh…” jeritku ketika kontolnya memasuki lubang keintimanku

Mamang menekan pinggulnya lagi sehingga penisnya semakin masuk ke dalam vaginaku yg masih sempit.

“Aakhh…! Hmmmm…!” erangku cukup keras sambil mencengkram erat lengan Mamang.

Aku dapat merasakan batang itu berdenyut-denyut di antara jepitan dinding vaginaku.

Tanpa berlama-lama lagi, dia kembali menggenjot vaginaku. Penis yg panjang itu seakan mengaduk-aduk isi dalam vaginaku, akibatnya aku mendesah tak tertahan merasakan kenikmatan yang kudapat.

“Aaaah… Aahhh… Aaaah..”racauku sambil menerima gerakan Mamang yg semakin cepat itu.

Nampaknya Mamang mengerti bahwa aku sudah pada situasi terangsang berat,

Perlakuan Mamang membuat birahiku semakin menggila, aku pun semakin melenguh dan mendesah tidak karuan. Bagian belakang tubuh Mamang yg mulai dari punggung hingga pinggangnya tak luput dari remasan-remasan tanganku.

Aku membiarkan diriku dikuasai mantan asisten ayahku itu.

Pinggulnya mulai bergerak, memutar, mengaduk isi dalam vaginaku sekaligus mulutnya bertambah ganas melahap gundukan payudaraku beserta putingnya.

“Ouuhhh… Hhmmmm..” desahku sambil membuka kakiku lebih lebar lagi.

Tentu saja Mamang tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, dia bahkan mempercepat gerakan pinggulnya.

“Ahhh… yeeaahhh…!” komentarku menyemangatinya.

Aku masih mencoba menggigit bibir agar suaraku tidak terlalu keras namun tetap saja tidak bisa, apalagi bila Mamang menusuk dengan kencang.

Gerakan pinggulku kubuat seirama dengan kocokan penis Mamang.

“Non… Ganti gayanya nungging ya” pintanya setelah kurang lebih setengah jam lamanya dia menyetubuhiku.

Tanpa perlu diminta lagi, aku pun membalik tubuhku dan mengambil posisi menungging. Mamang kemudian mengambil posisi tepat di belakangku.

Tangannya memegang bongkahan pantatku sehingga vaginaku jelas terlihat olehnya, setelah itu, Dia mulai menjilati vaginaku.

“Aauuuuuuhhhh… Nikmaaaaatt!” aku mendesah nikmat karena jilatan si Mamang dalam posisiku yang sedang menungging terasa nikmat sekali.

Mendengar desahanku tadi, dia semakin semangat. Jarinya ikut bermain di dalam lubang vaginaku. Cukup lama juga dia menciumi dan menjilati vaginaku, sampai kurasakan sesuatu mulai mengumpul di paha, pantat dan bibir vaginaku.

Yang saat itu aku hampir orgasme dan ketika Mamang menghentikan jilatannya. Tadinya aku mau protes karena orgasmeku menjadi batal, tapi tentu saja aku gengsi memohon untuk melanjutkan.

Setelah jilatan itu lepas, penis Mamang yg masih tegang langsung melesak masuk lagi ke lubang vaginaku.

“Aaahhh… Enak banget Non !” katanya ketika sudah menggenjot tubuhku dari belakang.

Aku terbuai menikmati setiap tusukannya, apalagi ketika kedua tangannya tidak diam saja dan terus menggerayangi tubuhku. Payudaraku juga tidak lepas dari remasan-remasannya.

Tidak lama kemudian, kedutan kecil mulai terasa di dinding vaginaku. Mamang mempercepat goyangnya, hingga tidak lama kemudian aku merasakan sudah di ambang orgasme.

Sesekali kubenamkan wajahku ke bantal bila aku tidak tahan mendesah keras agar suaraku teredam dan tidak berisik.

Genjotannya kurasakan semakin bertenaga hingga ranjang ini bergoyang-goyang. “Ngek…Ngek…Ngek..”bunyi ranjang

Vaginaku mengucurkan banyak sekali cairan orgasme, kurasakan semua sendiku serasa mau lepas dan kedutan di dinding rahimku menjepit erat penis Mamang.

Tentu saja kini penis Mamang semakin cepat keluar masuk dikarenakan vaginaku telah licin oleh cairan kenikmatan.

“Duuhh… Mang… aku udah orgasme nih… Aaaahhh… Enaaaak…!”ucapku begitu hanyut dalam birahi yg menggebu-gebu.

“Ooooh… Mamaaang juga mau keluar nih Non” desah Mamang yg ternyata sudah tidak tahan lagi.

Dengan sisa tenagaku aku mencoba membantunya keluar lebih cepat. Pantatku bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan Mamang. Merasakan goyanganku, tentu saja dia semakin bernafsu dan mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.

Semakin liar pergumulan ini, keringat terus membanjiri tubuh kami berdua.

Dengan kurang ajarnya karena tidak berniat untuk ejakulasi di luar vaginaku, si Mamang malah menekan penisnya dalam-dalam hingga tubuhnya pun mengejang. dan Semprotan sperma hangat terasa sekali di vaginaku.

Croott… Croot… Crooott”terasa semprotan air mani di dalam memekku

Sungguh persetubuhan tadi membuat tenagaku terkuras sampai aku merasa ngantuk. Aku pun langsung merebahkan diri di atas ranjangku yg masih dalam keadaan berantakan. Mataku terpejam dan sebentar saja aku jadi terlelap ketiduran.

Aku terbangun lagi ketika jam dinding menunjukkan sore hari.

Percintaan liar tadi masih saja membayangi pikiranku, bagaimanapun si Mamang memuaskan tubuh ini masih jelas terasa. Rasa panas serta sedikit nyeri pada vaginaku pun masih sangat terasa. Aku masih belum bergerak dari ranjang karena masih lelah.

adminmarket
https://puripanteagarden.com

Leave a Reply