Gairah Membara Reni Carnelia

Gairah Membara Reni Carnelia

Alkisah di suatu desa terpencil disalah satu pulau jawa dengan penduduknya yang sangat ramah, baik serta rukun. Pada hari ini disebut saja wanita bernama Reni Carnelia berusia 37 tahun dan suaminya baru pindah ke desa tersebut, dikarenakan perihal pekerjaan suaminya yang mengharuskan mereka pindah ke wilayah itu.

Sebenarnya reni tidak menginginkan pemindahannya saat itu, apalagi harus pindah ke wilayah yang terpencil seperti saat itu. Wanita yang biasa dipanggil dengan Reni ini memiliki tubuh yang sangat indah mirip dengan Artis jav YUMI KAZAMA ditambah parasnya yang cantik serta kulit yang putih menambah kesan seksi di mata kaum lelaki.

Reni saat ini telah bersuami, memiliki suami yang bernama Ridwan Iskandar (40 tahun) yang biasa dipanggil Ridwan, serta putra semata wayang mereka Zidan yang telah berusia 10 tahun, pada saat ini Zidan sedang melanjutkan pendidikannya di pesantren.

Pasangan Reni dan Ridwan sebenarnya menikah karena takdir cinta antara keluarga, karena hubungan kedua keluarga itu sangat baik sejak dulu. Saat ini Ridwan bekerja mengajar di instansi Sekolah Menengah Atas yang pada saat itu telah berhasil lulus sebagai PNs, memang dari dulu impian Ridwan ingin menjadi guru.

Kemudian dari segi ekonomi reni sangat cukup dari Ridwan tapi tidak dari segi seks, karna akhir-akhir ini terlihat jelas penurunan kualitas Ridwan saat bertengkar dengan reni diatas ranjang, Ridwan dan reni kurang bergairah, kadang reni merasakan hal yang sangat hambar jika berbira tentang kehidupannya di tempat tidur dengan wanita. Ridwan kemaluannya tak keras seperti awal pernikahan, kadang cepat keluar ditambah ukurannya yang sedang-sedang saja.

Tetapi sejauh ini Reni tak mempermasalahkan masalah tersebut, sebab Reni sangat menyayangi suaminya, sangat mencintainya dan tak ingin menggantikan posisinya sebagai pendamping hidupnya serta ayah dari Zidan.

Sejujurnya pada saat ini Reni memiliki hasrat seksual yang sedang tinggi-tingginya, akan tetapi sang suami sudah tidak bisa mengimbangi permainannya, bahkan kadang reni mempunyai keinginan untuk selingkuh di belakang suaminya itu meskipun sampai saat ini reni belum melakukannya.

Reni pun menyadari betapa indahnya badan yang dimilikinya ini dimata laki-laki saat ini, baik itu dikalangan muda, tua hingga tua, namun Reni sendiri belum berani untuk menduakan suaminya. Terlebih lagi saat ini Reni belum menemukan lelaki yang akan diajaknya berselingkuh, Reni sendiri memiliki fantasi bersetubuh dengan lelaki yang sangat tua darinya.

Kemudian pada hari ini Reni dan suaminya berencana pergi ke daerah tempat suaminya akan bekerja, pada hari itu mereka telah siap untuk tinggal saja sebab beberapa minggu yang lalu suaminya telah mengantarkan barang-barang dan perabot rumah tangganya ke tempat tinggal yang baru di daerah tersebut.

Kemudian saat masih di dalam mobil reni bertanya kenyamanannya…

“Ini rumahmu,” kata Reni kepada suaminya

“Iya Bu, ayo kita turun!” sambil kita tegur tetangga kita tanggung jawab suami

Pada saat turun dari mobil, Reni dan sang suami saling menyapa dengan senyum ramah kepada tetangganya, lalu Ridwan serta sang istri ikut menemui tetangganya itu satu-persatu sambil memperkenalkan diri dan agar terlihat ramah dimata tetangganya, kebetulan saat itu ada beberapa ibu-ibu yang sepertinya sudah berumur sebanyak lima orang sedang duduk disebelah rumahnya, setelah “bla la bla bla” berbincang-bincang dengan para tetangganya lalu Reni masuk ke dalam rumah untuk merapikan rumah yang baru akan ditempatinya.

Tak terasa hari beranjak sore, reni mengganti pakaiannya dengan daster selutut yang biasa dikenakannya di rumah dan yang lebih menariknya saat itu reni melepas jilbabnya maka terlihatlah rambut setengah bahu yang sangat menawan dan terlihat seksi berpadu dengan tubuh yang aduhai serta kulit putihnya, bila dirumah reni memang jarang menggunakan kerudung atau jilbabnya (ya memang sedari dulu reni kalau dirumah memang tidak menggunakan jilbab) setelah itu reni ingin keluar pergi kewarung.

Setelah meninggalkan suaminya lalu reni melangkah meninggalkannya… Pada saat keluar rumah kebetulan reni melihat ibu ida tetangga sebelah rumah yang baru siang tadi berkenalan dengannya, lalu reni menghampirinya…

“Mau ke toilet nggak? Sapa reni” “Lagi santai nggak sih..?”.

“Sama-sama mbak reni cantik” jawab buk ida

“Ini siapa sih yang ngasih ida lucu banget” ucap reni yang sambil mengusap-usap anak kecil yang sedang digendong ida

“Ini cucu saya mbak hehehe” ucap buk ida

“Aduh cucunya pantatmu,”

“oh iya toko roti yang dekat dari sini dimana tokomu?”ucap reni

..Oh mbak reni mau kewarung ya, disana mbak deket kok! itu warungnya mbak tu mbak? (ambil buku ida menunjuk ke warung yang memang berjarak empat rumah di seberang rumah buku ida)

“Owh itu ya buk, oh iya ya tu warungnya buk,” ucap reni sambil melihat kearah warung yang akan dihampirinya.

“yaudah buk reni kesana dulu ya buk”ucap reni

“Iya mbak hati-hati loh mbak nanti banyak yang kecantol sama kecantikkan mbak hehehe”ujar buk ida

“Hehehe ibu aku biasa aja, ibu juga cantik kok” balas reni

“Saya kesana dulu ya pantat, bye dedek” ucap reni sambil melangkah pergi meninggalkan pantat ida dan juga mengganti tangan ke anak kecil di gendongan pantat ida tersebut.

Kemudian reni melangkah ke warung tersebut, dengan langkah yang lemah gemulai bak primadona, reni memang memiliki tinggi yang ideal bagi wanita, sungguh menawan tampil saat itu dengan pakaian daster yang sedang digunakan saat itu pasti akan menimbulkan birahi bagi lawan jenis yang melihat maupun berpapasan di sini,

Tidak meskipun tubuh montok yang ditutupi daster tidak akan mampu menyembunyikan kemolekan tubunya terutama payudaranya yang cukup besar, sangat jelas cetakkan payudaranya yang besar itu meskipun tertutupi daster seolah menandakan dengan jelas bahwa wanita itu memiliki payudara yang besar.

Dan juga payudara besarnya reni berayun-ayun sungguh terlihat seiring-seayun dengan langkah kakinya disaat itu, sungguh bodi yang sangat aduhai yang dimiliki anak satu tersebut, pantatnya juga layaknya itik terlihat sangat menggoda dari belakang, pantatnya melentik saat berjalan yang seakan mengundang nafsu saat lelakimanapun melihat kearahnya, memang HOot bodinya dan benar-benar aduhai boddynya.

Sebenarnya dari dulu reni sangat sadar banyak laki-laki yang selalu memperhatikan/menatap tubuh seksi yang dimilikinya selama ini, tetapi di dalam hatinya reni pun tak menghiraukan merangkum-tatapan mesum dari lelaki lain, Reni juga tak peduli dan menghiraukan segalannya, bahkan dia memiliki rasa bangga bila ada laki-laki yang mengagumi tubuh aduhai yang dimilikinya, terkadang pun reni merasa bangga memiliki tubuh yang mencuri pandang lawan jenisnya.

Kemudian sesampainya diwarung..

Terlihat ada dua bapak-bapak paruh baya seusia lebih dari ayahnya bahkan mungkin setara dengan kakeknya yang duduk di warung tersebut, lalu dengan senyum ramah reni diberikan kepada bapak-bapak tersebut setelah mendekatinya, yang juga dibalasnya dengan senyuman kembali.

Saat itu ada salah satu diantara bapak tersebut yang matanya tak berkedip melihat kearah reni yang bernama bapak somad, “wajarlah wanita yang saat ini dilihatnya begitu menggairahkan”, sungguh menggairahkan bahkan tanpa di sadari membangunkan pusaka sakti yang tersimpan dibalik kain sarung yang dikenakannya, karna saat itu jugalah ia melihat wanita yang begitu menggairahkan dirinya.

Pak Somad hanya mengenakan kain sarung. Sebenarnya pak somad sendiri itu adalah lelaki yang sangat terkenal didaerah tersebut dikalangan masyarakat setempat dikarenakan pekerjaannya beliau seorang tukang urut, meskipun tukang urut pak somad juga memiliki ladang yang luas yang isinya pisang, dan juga terkadang pak somad berladang jagung, tak ada yang tak mengenali beliau Baik didaerah tempat tinggal maupun kampung sebelah,

Pak Somad juga pandai bermasyarakat kadang juga Pak Somad sebagai tempat bermufakat, bermusyawara, sebelum para pemuda dikampung itu mengambil keputusan yang baik dari segi acara namun kemungkinan besar dirinya akan sebagai tokoh penting bagi kampung antah berantah tersebut.

Meski memiliki badan yang krempeng tapi Pak Somad tetap sehat di luar dalam, beliau juga pendekar terkenal di wilayah tersebut, tak ada preman di daerah tersebut yang tak pernah merasakan “bogem mentah” beliau.

Saat ini disore itu pak somad sedang duduk-duduk dikedai bersama kawan sambil ngobrol dan memang kebetulan kalau pemilik kedai atau warung didaerah tersebut adalah teman baik beliau, namun hanya beliau yang bernama bapak bagas.

Lalu reni berjalan ke sisi warung.. “Izin pak, ada orangnya pak? saya mau beli sabun dan belanjaan lain”

“eh iya kan ada neng saya orangnya, mau beli apa neng ?” masuk aja langsung neng balas salah satu bapak tersebut(pak bagas) sambil berdiri dari tempat duduknya masuk ke tempat kasir

Kemudian reni masuk dan mengambil keperluan yang akan dibelinya, baik untuk mandi ataupun untuk yang lainnya.

“ini semua berapa pak?” jawab reni setelah selesai mengambil beberapa keperluannya

“semuanya 65rb neng!” Jawab bapak tersebut, Yang sedari tadi matanya selalu ingin tahu pandangan ke arah buahdada yang sangat menonjol itu, Yang memang sadar reni tapi tak menghiraukannya.

(Reni yang merasa diperhatikan menggerutu dihatinya, Dasar bapak-bapak dikampung ini semuanya sama aja, ngggk bisa ngelihat yang gede-gede hihihihi)

“Ini uangnya” jawab Reni sambil memberi uangnya dengan senyum manis menawannya itu

Kemudian pada saat itu juga tangan pak bagus pura-pura mengambil uangnya tetapi pak bagas dengan jail menjaili reni dengan lansung menangkap telapak tangan reni yang terasa lembut itu, tangan yang terasa halus ditambah lagi tidak ada sikap penolakan dari reni yang membuat pak bagas semakin semangat mendekati reni, malahan reni tak menghiraukan perlakuan bapak tersebut.

Lalu pak bagas….

“Jarang ada yang ngasih tahu aku neng, baru pindah ke sini?” Tanya bapak tersebut sambil tersenyum dan sorot matanya tetap ke arah dada reni, sungguh mata yang sangat mesum apalagi tangan reni tetap memegangnya saat itu seolah tak ingin melepaskan.

“iya pak, saya baru pindah kesini siang ini pak, kebetulan suami saya pindah sekolah di SMA 1 xxxxxxx itu pak” jawab reni dengan wajah manisnya

“oh suaminya guru ya neng, oh iya siapa namanya neng,?” Tanya bapak itu kemudian melepas tangan reni dan menghitung kembali uang dari uang yang diberikan reni tadi.

“Oh iya neng namanya siapa” tanya pak bagas

“bapak reni pak bapak, namanya siapa ya?” Sambil tersenyum kepada bapak tersebut

“Nenek saya, wah namanya nenek ya,” sambil nyengir memberikan kembali belanjaannya.

Setelah reni hendak keluar dari warung, pegangan tangannya ditarik kembali oleh pak bagas, sebab dari awal tak ada penolakan dari reni pak bagas semakin berani mendekati reni si wanita yang sangan montok itu.

“eh neng reni tunggu dulu dong” kata pak bagas

“kenapa lagi pak” jawab reni penasaran. “neng saya boleh minta no.Whatsapp nya kan neng?” tanya pak bagas

Sebenarnya reni tidak ingin memberikannya, tapi ada rasa penasaran dihatinya untuk menggoda bapak yang baru diketahuinya yang bernama pak bagas lebih jauh,

(Sambil berpikir dikepalanya reni antara memberikan kontaknya atau tidak dan juga Cuma no.whatsapp)

Lalu kemudiam

“nanti istrinya marah loh pak, kalau tau bapak minta no.Wa saya” ucap reni dengan genit

Dan memang saat itu istri pak bagas sedang memasak di dalam rumah, jadi saat itu pak bagas yang menjaga warungnya.

“jangan sampe tau donk neng” jawab pak bagas sambil berbisik

“Maksudnya buat apa sih pak? Nomor reni” tanya reni

“Neng, kan, neng baru di sini dan kita belum kenal dekat, jadi biar makin kenal dan makin dekat boleh lah neng bapak simpan di hp bapak, jangan lupa bilang pak tua”

“yaudah deh ini pak, 085xXXXXXXXXXX, sebenernya buat apa sih pak no.wa saya” ucap reni penasaran.

“untuk temen bobok neng” (hhehehhehe sambil tertawa) jawab pak pak bagas sambil mengetik no.wa yang diberikan reni

“makasih ya neng reni cantik, oh iya satu lagi boleh peluk ngggk neng” Tanya pak bagas sambil matanya melihat dada reni

Reni yang sadar atas tingkah laku pak bagas yang semakin nakal, maka reni menepis tangan pak bagas yang akan merangkul bahunya

“ ih bapak jangan begitu dong, nanti gak enak sama istri di dalam dan orang di luar, lagian saya baru loh pak disisni, bisa-bisanya bapak mau melakukan saya sperti itu” “satu lagi ya pak reni udah ada suami pak dan bapak juga udah beristri masa bapak mau reni temen bobok” ucap reni pelan-pelan serta memanyunkan lamaran.

(Bukannya minta maaf, pak bagas malah cengenges, nyengir kayak beruk)

“heheheh abis neng seksi sih” “bikin kepala bawah aku pusing neng”ucap pak bagas

“ini lagi gede banget ya neng, boleh juga buat bapak nggak” sambil memanyunkan bibirnya ke arah dada reni

Reni yang dari dulu memang suka mengerjai laki-laki apa lagi yang sudah berusia seperti bapak bagas ini, memiliki kesan dan sensasi tersendiri buat reni, dengan genit reni meladeni kenakalan bapak bagus tersebut.

“Jangan pak, ini punya suami saya loh pak, kalau bapak mau bapak minta sama suami saya” sambil mata berkedip-kedip dan tangannya menutupi dada

Melihat sikap reni yang semakin berani serta mulai menggiurkan membuat kelahiran lelaki tua itu semakin memuncak.

“Neng bapak gak tahan neng, dan bapak juga penasaran dengan itu, bantuin dong neng ? Sambil memegang tangan, Reni menariknya ke arah belakang sudut warung.

Namun pada saat reni tertarik dengan tangan pak bagas, ternyata istri pak bagas keluar.

Tak ingin menimbulkan kecurigaan seketika reni melepas tangan pak bagas sebelum istri pak bagas melihat, reni pun berputar lansung berjalan ke arah pintu samping warung agar bisa keluar dari warung. Memang pada saat itu warung pak bagas tersebut memiliki dua jalan keluar satu dari depan dan satunya lagi disisi samping.

Tak ingin menimbulkan rasa tak nyaman di depan istri pak bagas melihat, reni berputar cepat berjalan ke arah pintu samping warung agar bisa keluar dari warung tersebut. Sampai di luar reni berpura-pura mengambil gorengan yang ada di meja luar, kebetulan saat itu ada seorang bapak-bapak tadi yang mungkin bapak itu teman dari pak bagas yang sedang duduk di meja tersebut, Ciri-ciri bapak tersebut sebaya dengan pak bagas badannya tetapi lebih kecil dan krempeng dari pada pak bagas.

Saat itu reni telah berada didepan lelaki tua yang belum reni tahu namanya itu, Reni pun menyadari matanya tak henti-hentinya melihat kearah dada, beda dengan pak bagas lelaki tua itu telah menatapnya tajam seakan menerkam ke seluruh tubuh reni, lalu reni yang melihat kelakuannya itu ingin rasanya menjaili lelaki tua itu, saat sadar payudaranya diperhatikan oleh bapak tersebut reni semakin menundukkan badannya agar lipatan dada dapat dilihat melalui celah bajunya, berani sekali kelakuan reni saat itu dan juga libidonya memang telah naik karena dipancing pak bagas saat di dalam warung tadi.

Kemudian reni menyapa lelaki itu, “Izin pak, saya mau ngambil gorengannya ya pak” ucap reni sambil memasukkan beberapa bungkus gorengan.

“eh iya neng, tolong neng” ucap pak somad

“oh ya neng tinggal dimana kok aku baru lihat ya?” Ucap pak somad kepada reni dengan tatapan mata yang sangat tajam.

“itu bukan papa pak” itu bukan papa rumah ibu rumah tangga, kenal pak? jwab reni sambil menunjuk ke arah rumahnya.

“Aduh disitu neng, berarti kita tetanggaan dong! “ ujar Pak Somad sedikit terkejut dan tak menyangka. (Didalam hati pak somad sangat senang, ditambah lagi pusaka saktinya sudah bertambah keras saja dibalik kain sarungnya) Seperti cinta pada pandangan pertamanya seperti itulah perasaan pak somad saat itu, reni seakan menghidupkan kembali gairahnya, kemaluannya pun tak henti-hentinya tegak menjulang tinggi dibalik kain sarungnya. sarungnya karna daritadi dari awal melihat wanita montok tersebut memasuki warung.

Padahal usia Pak Somad sudah sangat sehat, tidak sama dengan orang yang sudah tua pada umumnya, Pak Somad juga memiliki fisik yang baik.

Meski bertubuh krempeng Pak Somad memiliki ukuran penis yang sangat menakjubkan, dengan ukuran penis yang sangat besar itu kadang membuat Pak Somad berjalan sedikit mengangkang. Bahkan buk ida saja sampai tidak mampu menuruti nafsu suaminya itu, karna dulu pernah dientot pak somad sampai pingsan, dan tak bisa berjalan selama tiga hari dibuat pak somad, sungguh kontol yang menajubkan, dan juga karna kontol itu buk ida terpaksa bunting sebanyak lima belas kali Bahasa Indonesia:

Kemudian pak somad yang masih termenung saat itu sambil menatap kearah tubuh reni, (dalam pikirannya sekarang hanya bagaimana caranya menikmati serta memiliki tubuh wanita didepannya ini, yang juga ternyata adalah tetangga barunya.

Saat mengetahui apakah mereka bertetangga kemudian Reni dan Pak Somad sedikit melanjutkan berbincang-bincangnya, Reni juga mengetahui bahwa selama perbincangannya dengan Pak Somad matanya memang selalu ingin tahu pandangan ke arah darster yang sedang digunakannya. Reni juga tahu kalau pepatah Pak Somad ternyata seorang tukang urut sekaligus penjual obat tradisional.

“Sudah pak, reni pulang dulu ya pak” ucap reni kepada pak somad yang dibalas anggukan serta “baiklah neng, hati-hati ya neng reni” ucap pak somad dengan mata yang masih menjajali seluruh tubuh reni.

Beda sama pak bagas, pak somad ini sedikit pendiam namun matanya sangat tajam keseluruh badan reni, bagaikan singa yang diam-diam mencekram mangsanya, Reni yang menyadari nya lalu berangkat pulang ke rumahnya, di dalam perjalanannya pun reni merasah aneh kepada pak somad yang dari awal selalu memperhatikan tubuhnya,

“Dalam hatinya, Reni bertanya-tanya, apakah Pak Somad masih mengagumi wanita seusianya? apakah masih kuat ya diranjang? kau sudah bisa ! hehehhe palingan aku telanjang aja uda keliatan pak tua kamu.”

Setelah kepergian Reni, dua bapak-bapak yang telah berumur itu kembali duduk bersama, mereka yang memang dari dulu bersahabat ini memang terkenal akan kenakalan keduanya. Dari kecil hingga sampai sekarang sangat banyak kejahatan yang telah dilakukan oleh dua orang paruh baya itu sampai-sampai Kedua paruh baya itu sangat terkenal, juga terkenal akan penjahat seks di kampung ini maupun kampung sebelah.

Percakapan kedua sahabat karib itu. Somad: gas, kamu lihat gas wanita tadi? moto kan?

Bersambung…

adminmarket
https://puripanteagarden.com

Leave a Reply