Halo sobat Ngocokers perkenalkan namaku Chandra (25 tahun) tinggiku 170cm berat badan ku 65kg aku sangat menjaga bentuk tubuhku dan aku juga sering ngegym aku bekerja di instansi pemerintah.

Istriku bernama Nisa (26 tahun)  ibu rumah tangga, tinggi 155cm berat badan 36kg bentuk tubuh istriku kurus payudaranya pun datar sehingga ketika berhubungan sex aku sering kali kurang puas dengan tubuh istriku.

Kakak istriku : Teh Gina (35 tahun) seorang 9uru SD, tinggi 160cm berat badan 50kg bentuk tubuhnya sangat bagus dan ideal dengan volume payudara yang pas terlihat sintal dan kenyal sekali begitupun dengan pantat nya wkwkwk.

Suami Teh Gina : Mas Robi (36 tahun) tinggi 168cm berat badan 55kg pekerjaannya buruh pabrik. Anak teh Gina dan mas roni bernama Farah (8 tahun).

Pagi hari pukul 07.30 aku bersiap berangkat ke kantor, seperti biasa aku berpamitan pada istri ku dan mertuaku, aku dan istriku masih tinggal bersama mertua ku atau orang tua istriku sedangkan teh Gina dia sudah mempunyai rumah sendiri tetapi masih bertetangga dengan kami rumahnya pun hanya terhalang 1 rumah dengan rumah mertuaku

Setelah berpamitan dengan istri dan mertuaku aku lanjut berpamitan dengan teh Gina, akupun berjalan ke rumah teh Gina, pada saat itu di rumah suami teh Gina sudah berangkat kerja karena saat itu dia masuk shift 1 jadi jam kerjanya di mulai jam 6.00 pagi.

Sedangkan anaknya sudah berangkat sekolah, jadi di rumah itu hanya ada teh Gina saja, sesampai di rumahnya kulihat pintu nya terbuka jadi aku langsung masuk saja tanpa mengetuk pintu karena sudah biasa juga seperti itu.

Saat aku melihat ke kamarnya betapa terkejutnya aku melihat teh Gina ternyata baru saja selesai mandi dan masih mencari pakaian yang akan di pakaiannya kesekolah tanpa mengenakan handuk alias telanjang bulat, Sungguh pemandangan yang sangat indah lagi aku saksikan seakan aku tak mau ini semua berakhir.

Dia tidak sadar akan kehadiran ku karena sedang fokus mencari baju, karena aku takut teh Gina sadar akan kahadiran aku cepat cepat mundur lagi ke ruang tamu dan memanggil teh Gina dari ruang tamu.

Aku : Tehhh… Teh Gina. Panggil ku

Teh Gina : iya om. Jawab teh Gina

Teh Gina memang biasa memanggilku om dari mulai anaknya kecil agar anaknya biasa memanggilku begitu juga.

Aku : Ini mau pamit berangkat kerja teh. Jawabku

Teh Gina : Oh iya om sini aja masuk. Jawab teh Gina

Dalam hatiku aku merasa sangat senang akankah aku akan melihat pemandangan indah itu sekali lagi. Akupun berjalan menuju kamarnya dan ternyata dia sudah memakai handuknya lalu akupun berpamitan.

Aku : Berangkat dulu teh. Kataku sambil saliman dan mencium tangannya

Teh Gina : iya hati-hati di jalannya om. Jawabnya sambil tersenyum.

Akupun berangkat ke kantor seperti biasa, akan tetapi dalam kepala ku selalu terbayang bayang pemandangan tadi pagi yang membuatku tidak bisa fokus dengan pekerjaan ku.

Lalu beberapa hari setelah kejadian itu teh Gina dan anaknya menginap di rumahku karena mas roni bagian shift 3 (jam 21.00 – 6.00).

Lalu tiba tiba istriku ingin tidur di ruang tengah dimana teh Gina dan anaknya pun tidur disitu.

Nisa : Mas aku tidur di ruang tengah yah sama teh Gina sama Farah, kalo kamu mau tidur di kamar gapapa ko.

Aku : Nggak ah, gak enak masa yang lain tidur di luar aku tidur di kamar. Jawabku

Tibalah saat kami akan tidur, posisinya adalah (aku, istriku, Farah, teh Gina) jadi aku dan teh Gina sama-sama di ujung sebelah kanan dan kiri. Oh ya mertua ku tidur di kamar ya maklum udah tua takut masuk angin kalo ikut tidur di ruang tengah :).

Sekitar pukul 01.00 disaat semua sudah tertidur lelap aku terbangun karena ingin kencing, aku langsung bergegas ke kamar mandi, saat aku kencing kembali terbayang kejadian waktu itu dimana aku menyaksikan tubuh mulus teh Gina yang membuatku birahi ku kembali naik.

Setelah selesai aku kembali ke ruang tengah untuk kembali tidur, tetapi saat aku sampai di ruang tengah aku melihat teh Gina tertidur memakai daster tipis yang agak terbuka di bagian leher sehingga aku bisa melihat belahan payudaranya yang begitu putih da berisi itu.

Di tambah lagi bagian bawah daster nya tersingkap sampe ke bagian atas paha sehingga aku bisa melihat pahanya yang begitu putih dan mulus itu, pikiranku mulai kacau aku yakin jika aku kembali merebahkan badan ku pun aku tidak akan bisa tidur.

Entah dari mana ide bejad ini timbul aku berniat untuk mencoba memegang payudara teh Gina, setelah ku bulatkan tekadku aku perlahan-lahan merebahkan diri di sebelah teh Gina dengan posisi di belakangnya dan tubuhku miring menghapnya lalu aku mencoba untuk menyentuh bagian payudara teh Gina.

Aku menyadari kalau teh Gina tidak memakai bra/bh jadi aku langsung bisa menyentuh bagian payudaranya, karena tidak ada reaksi aku semakin nekat lalu ke masukan tanganku ke dalam bajunya dan mencoba menggapai puting payudara teh Gina sambil aku menempelkan penis ku di pantat teh Gina.

Tapi tetap saja teh Gina tidak beraksi apapun dengan apa yang sudah aku lakukan, aku tidak tahu apakah dia benar benar pulas tertidur atau dia memang sengaja tidak beraksi apapun.

Setelah itu aku tidak tahan lagi dan menyudahi mengerayangi teh Gina dan kembali pergi ke toilet dan melakukan coli disana. Setelah itu akupun kembali tertidur di samping istriku.

Aku terbangun pukul 6.00 tidak ada yang berubah semua berjalan seperti biasanya aku pun seperti biasa pergi mandi lalu setelah itu bersiap berangkat ke kantor dan seperti biasa aku pun berpamitan pada semua orang yang ada di rumah, aku juga berpamitan dengan teh Gina yang sedang berada di rumahnya.

Lalu aku pergi ke rumah teh Gina dengan perasaan tidak karuan aku takut kalau semalam dia menyadari apa yang aku lakukan padanya, lalu aku sampai di rumah teh Gina dan ternyata teh Gina juga sudah siap untuk berangkat ke sekolah dengan mengenakan baju batik ketat dan rok hitam membuatnya terlihat begitu cantik dan indah di pandang, akupun memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

Aku : Tumben teh pagi pagi udah siap ?. Tanyaku

Teh Gina : Eh iya om mau ada rapat soalnya jadi harus pagi pagi hehehe. Jawab teh Gina

Dirasa tidak ada yang berubah dengan sikap teh Gina akupun merasa lega dan aku segera berpamitan dengannya.

Aku : Teh aku pamit berangkat dulu. Eh mas roni udah tidur apa belum teh?. Tanyaku

Teh Gina : udah om baru aja tidur, pas pulang langsung tidur, kenapa emang om? Tanya teh Gina

Aku : Enggak teh tadinya kalo belum tidur mau sekalian pamitan ke mas roni juga. Jawabku

Teh Gina : Oh, udah enggak usah gapapa. Jawab teh Gina.

Aku : Yaudah teh aku berangkat ya. Kataku sambil saliman dan mencium tangan teh Gina.

Teh Gina : Iya om hati-hati, yang semalem jangan di pikirin. Kata teh Gina sambil berbisik padaku

Aku merasa tersambar petir di pagi hari, ternyata teh Gina menyadari apa yang aku lakukan kemarin malam, tapi ada pertanyaan di dalam otakku, kalu dia menyadarinya mengapa dia tidak bereaksi dan hanya diam saja atau mungkin dia juga menikmatinya pikir ku.

Aku : Hah maksudnya teh?. Tanyaku sambil pura pura bingung.

Teh Gina : Eh enggak ko, udah cepet berangkat nanti kesiangan loh. Ucapnya sambil tersenyum yang membuatku semakin panas dingin sekujur tubuh.

Hari berlalu aku sudah pulang dari kantor dan waktu menunjukan jam 19.00 lalu istriku menerima pesan WA dari teh Gina, aku langsung kaget aku takut teh Gina mengadu pada istriku kejadian kemarin malam, tanpa melihat WA itu aku pun langsung pergi ke kamar mandi untuk menenangkan diri,

Setelah beberapa saat aku kembali ke kamar aku melihat istriku sedang bermain HP lalu aku tiduran di sampingnya. Lalu istriku bertanya padaku.

Nisa : Mas aku mau ngomong sesuatu boleh?. Tanya istriku

Aku semakin tidak karuan pikiran ku kacau.

Aku : iya boleh mau ngomong apa emang?. Tanyaku balik sambil menyiapkan penjelasan yang akan aku katakan pada Nisa

Nisa : Itu Teh Gina minta gantian buat kita nginep di rumahnya, kamu mau enggak ?. Tanya Nisa istriku

Aku : Oh yaudah gapapa lagian udah lama kita gak nginep di rumah teh Gina, jadi gapapa sekali kali kita nginep disana. Ucapku dengan perasaan tenang karena ternyata teh Gina tidak membocorkan kejadian semalam ke istriku.

Nisa : Beneran mas ? Kalau gitu nanti kita kesana setelah mas roni berangkat kerja mas. Ucap istriku Nisa

Aku : Oke siap sayang. Ucapku

Pukul 21.30 aku dan istriku pergi ke rumah teh Gina untuk menginap, sesampainya disana ternyata benar mas roni sudah berangkat ke pabrik dan hanya ada teh Gina dan Farah saja yang sedang tertidur di kamar.

Lalu teh Gina memanggil aku dan istriku untuk tidur di kamar bersama-sama.

Teh Gina : Nis sini tidur nya di sini sama si om nya juga ajak disini tidurnya. Ucap teh Gina

Aku : Eh enggak usah teh aku tidur di depan aja di sofa teh. Jawabku

Nisa : Gapapa mas disini aja kalo di sofa nanti sakit leher loh. Ucap istriku

Aku : Enggak ko udah biasa dulu masih bujangan juga aku sering tidur di sofa dari pada di kamar. Ucapku

Nisa : Beneran gapapa mas? Tanya Nisa

Aku : Iya gapapa. Ucapkan sambil berjalan ke ruang tamu.

Sekitar jam 1 malam aku kembali terbangun karena aku merasa haus akupun ke dapur menuju kulkas untuk mengambil air, aku melihat teh Gina pun sedang menuju dapur dengan sempoyongan mungkin baru bangun tidur.

Aku : Kebangun juga teh. Sapaku

Teh Gina : Eh iya om pengen ke toilet. Jawab teh Gina sambil sedikit kaget melihatku, mungkin dia tidak melihatku di dapur. Setelah minum aku kembali tiduran di sofa. Tiba-tiba aku kaget melihat teh Gina sudah ada di depan ku.

Teh Gina : Belum tidur om?. Tanya Teh Gina

Aku : Eh iya teh biasa kalau udah kebangun pasti susah lagi tidur nya. Ucapku sambil mengubah posisi menjadi duduk.

Teh Gina : Iya sama teteh juga kalo udah kebangun susah lagi tidurnya. Ucapnya sambil duduk di sebelahku.

Setelah itu aku pun mengobrol dengan teh Gina dari hal biasa sampai mulai menjurus ke masalah ranjang.

Teh Gina : gimana om sama Nisa sering gituan nggak?. Tanyanya padaku sambil tersenyum

Aku : hehehe lumayan teh kadang seminggu 3x atau 4 kali teh. Jawabku sedikit malu

Teh Gina : Wah lumayan sering juga yah, eh si Nisa kuat berapa ronde om?. Tanyanya lagi sedikit memancing

Aku : ya paling maksimal 2 ronde teh itu juga kalau ronde kedua Nisa nya udah males malesan capek katanya.

Teh Gina : Yah kalo teteh sih boro boro mas roni itu udah jarang ngajak sex kalau sex sebulan paling 3 atau 4x aja terus paling kuat 1 ronde doang. Ucap teh Gina

Aku : Hah emang gak kurang teh cuma sebulan 4x kalau aku sih gak bakalan kuat teh hehehe. Ucapku, dan tak terasa penisku mulai tegang dengan pembicaraan ini.

Teh Gina : Ya jelas kurang lah tapi mau gimana lagi mas roni nya nggak mau. Ucap teh Gina dengan muka bete.

Lalu teh Gina melihat ke selangkanganku mungkin karena merasa ada yang menonjol di bagian situ. Waktu itu aku yang memakai celana pendak tipis sehingga ketika penisku tegak akan sangat terlihat jelas.

Teh Gina : Ada yang bangun tuh om hehe. Ucap teh Gina sambil senyum

Aku : Eh iya maaf maaf teh kebawa suasana hehehe. Ucapku

Lalu teh Gina tangan teh Gina tanpa kusadari sudah memegang penis ku yang sedang tegak itu.

Teh Gina : Wah gede juga punya om. Ucap teh Gina sambil tersenyum dan wajah mupeng.

Aku : Enggak ah teh biasa aja normal ko sama kayak yang lain. Ucapku

Teh Gina : Enggak ah punya mas roni nggak segede ini. Ucapnya sambil mukanya sudah sangat mupeng sekali

Aku : Kalo Teh Gina mau, coba aja teh aku siap ko muasin teteh. Aku berbisik ke telinga teh Gina sambil mencium leher nya.

Teh Gina mulai terangsang dengan perlakuanku dia mulai mengosok gosok penisku dengan tangannya.

Teh Gina : om boleh di buka gak celananya teteh pengen liat. Pintanya

Aku : Pengen liat apa teh yang jelas coba ngomong nya?. Tanyaku memancing

Teh Gina : Pengen liat kontol si om, boleh yah di buka?. Tanya teh Gina

Aku : Boleh ko teh asal teteh buka sendiri ya. Ucapku sambil mulai menikmati gosokan tangan teh Gina yang semakin lama semakin kencang dan semakin menekan penisku. ceritasex.site

Lalu teh Gina langsung membuka celanaku dan langsung memainkan penisku dengan tangannya yang lembut itu. Lalu aku pun mulai memasukan tangan ku ke dalam daster teh Gina dan mulai meraba payudaranya, dan memainkan puting nya yang sudah mengeras itu, teh Gina pun sesekali mengeluarkan suara desahannya saat puting nya aku mainkan.

Teh Gina : sssstttttt aahhhh geli om, tapi enak sih teerruusss om aaahhhh. Teh Gina mulai meracau.

Melihat teh Gina yang semakin terangsang aku pun jadi makin berani, aku terus meremas remas payudaranya sambil sesekali ku sentil puting nya, teh Gina pun di buat ke enakan oleh perlakuanku, dan tanpa basa basi denganku teh Gina langsung menyepong penis ku dengan sangat lahap, aku pun ke enakan.

Aku : aaahhhh teh ko gak bilang bilang kalau mau nyepong?. Tanyaku

Tanpa memperdulikan perkataanku dia terus saja menyepong penisku dengan sangat agresif. Aku mulai meraba ke bagian pantat teh Gina ku tarik daster bagian bawah teh Gina sehingga aku bisa melihat cd teh Gina yang sudah sangat basah oleh air kewanitaannya, itu artinya memang teh Gina sudah benar benar sange sekarang.

Kemudian aku tarik kepala teh Gina sehingga terlepaslah mulutnya dari penisku. Lalu aku buka cd nya dan akhirnya aku bisa melihat vagina yang sudah lama aku ingin kan itu, vaginanya sangat bersih dan di hiasi bulu bulu tipis yang membuatku semakin sange, setelah itu aku tiduran di sofa dengan teh Gina berada di atas ku kami pun membuat posisi 69 sehingga kami sama-sama mengjilat kemaluan satu sama lain.

Teh Gina : aaahhhhh oommm eeennaakkk baaanggeettt tteeerrruuuussss oooommmm. Desahan teh Gina.

Aku dengan sangat agresif melumat habis vagina teh Gina hingga cairan kewanitaannya mengalir deras keluar.

Teh Gina : aaaaahhhhhhhh teteh keluar aahhhhhhh. Teriaknya

Aku : Gimana teh puas nggak sama permainanku?. Tanyaku dengan penuh keyakinan

Teh Gina : Puas banget om, ayo masukin om teteh udah ga tahap pengen di entot sama kamu. Pintarnya sambil mengambil posisi menungging.

Aku : Aku masukin ya teh. Ucapku sambil perlahan memasukan penisku ke Lubang vagina teh Gina.

Teh Gina : uuuhhhh pelan pelan om, memek teteh belum terbiasa sama yang gede kayak gini. Ucap teh Gina.

Aku : Waahhh sempit banget memek teteh, walaupun udah ngelahirin memek teteh masih kayak perawan. Ucapku memuji teh Gina.

Teh Gina : Ahhhh si om bisa aja, aku jadi malu di puji gitu. Jawabnya sambil tersenyum malu.

Blesssssss akhirnya penisku masuk semua ke Lubang vagina teh Gina

Teh Gina : aahhhhhh saakiitt ooomm. Teh Gina sidikit merintih sambil menggigit bibir bawahnya.

Aku : aaahhhhh tahan teh nanti juga enak. Ucapku sambil menggenjot perlahan.

Teh Gina : aaahhhhh aaahhhhh eennnaakk tteeerruuussss genjot lagi om. Pintanya

Semakin lama semakin ku percepat genjotan ku.

Teh Gina : aaahhhh uuuhhhhh eennaakkk, teteh udah gak kuat mau keluar om ahhhhh. Ucapnya sambil seluruh tubuhnya bergetar.

Mendengar itu aku semakin mempercepat lagi genjotanku dan akhirnya teh Gina mengerang keenakan dan menyemprotkan cairan kewanitaannya dengan sangat deras (squirting).

Setelah itu teh Gina langsung terduduk kelelahan karena sudah 2x klimaks

Lalu aku mengangkat tubuh teh Gina lalu merebahkannya di atas sofa. Lalu ku arahkan penis ku ke lubang vagina teh Gina dan berniat menggenjotnya lagi.

Teh Gina : aaammppuunn om teteh udah lemes banget loh ini. Ucapnya meminta ampun

Aku : Tenang aja teh udah ini teteh akan merasakan kenikmatan yang luar biasa yang tidak pernah teteh bayangkan sebelumnya. Ucapku

Lalu aku langsung memasukan penis ku ke lubang vaginanya da langsung aku genjot dengan sangat agresif, sementara itu juga kami berdua beradu mulut atau ciuman.

Teh Gina : aaaaahhhhhh aaaahhhhh eennnaakkk om, teteh mau kontol kamu teteh suka kontol kamu aahhhhh ennnaakkk banget. Ucap teh Gina sambil matanya sudah putih semua, mungkin karena keenakan sama kontol ku wkwkwk.

Aku : Aku mau keluar teh aahhhhhhh. Ucapku

Teh Gina : aaaaahhhhhhh teteh juga mau keluar om, ayo keluarin bareng. Ucap teh Gina

Lalu aku sedikit mengangkat pinggangnya sambil ku percepat lagi genjotanku

Teh Gina : aaaaaahhhhhhh om teteh keluarr nihh aahhhhhh.

Aku : aaahhhhh aaaaahhhh aku juga keluar teh aahhhhhhh. Dan kami pun bersama sama mencapai klimaks, dan aku menyemprotkan sperma ku di dalam rahim teh Gina, bahkan saking banyaknya spermaku rahim teh Gina tidak sanggup menahannya dan berceceran keluar.

Setelah itu teh Gina hanya terbaring lemah di sofa , aku juga sama aku menindihnya sambil kontolku masih tertancap di memeknya. sumber Ngocoks.com

Aku : Teh kapan kapan ngentot lagi yah. Ucapku berbisik

Teh Gina : Iya om teteh juga pengen terus di entot sama om soalnya kontol om enak banget, makasih yah udah muasin teteh pokok nya teteh sayang om. Ucapnya

Aku : Iya teh memek teteh juga yang paling enak, udah sempit bisa mijit juga rasanya aku gak mau lepas sama memek ini. Ucapku

Teh Gina : Sekarang memek ini jadi milik om, memek ini udah gak bisa lagi puas sama mas roni memek ini cuma bisa puas kalau di entot sama kontol om.

Setelah itu kami pun kembali berciuman beberapa menit, lalu kami kembali bangkit dan membereskan pakaian kami dan membersihkan semua sperma dan cairan memek teh Gina yang berceceran.

Lalu setelah semuanya beres dan kami sudah memakai pakaian kami teh Gina kembali ke kamar dan akupun kembali rebahan di sofa yang menjadi saksi bisu berbuatan aku dan kakak iparku itu.

Pada pagi harinya semua berjalan seperti biasa aku dan teh Gina bersikap biasa seolah tidak terjadi apa apa semalam, aku pun akan berangkat kerja dan berpamitan ke semua orang di rumah lalu seperti biasa aku juga berpamitan kepada teh Gina di rumahnya.

Tetapi sekarang aku tidak hanya mencium tangannya saja tetapi kami berciuman dulu sebelum aku berangkat, dan mas roni tidak mengetahui nya karena dia sudah tertidur lelap karena kecapean baru pulang shif malam.

Setelah kejadian malam itu aku jadi sering berhubungan sex dengan teh Gina, setiap kali mas roni berangkat shift malam pasti aku dan istriku menginap di rumah teh Gina dan kami pun selalu melakukan hubungan sex.

Bahkan sampai saat ini aku menulis cerita ini aku masih melanjutkan perbuatan itu dengan teh Gina dan sekarang teh Gina sedang hamil, aku tidak tahu itu anak ku atau anaknya mas roni.