Perlu diingat untuk para pembaca Ngocokers yang setia bahwasanya tulisan ini hanyalah fiktif belaka murni hasil dari pengembangan fantasy semata tanpa ada keinginan untuk melecehkan dan atau merendahkan suku, ras, dan agama, diharapkan kebijakan dan kedewasaan pembaca, segala sesuatu yang terjadi kemudian diluar tanggung jawab penulis.

Saya harap para pembaca Ngocokers untuk bijak dalam cerita dewasa ini. Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian ataupun cerita, maka itu semua hanya kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan dari penulisnya.

Akhir pekan tiba, matahari perlahan memancarkan sinar dari timur, tentu menyenang kan dan bahagia bagi keluarga Haris, terutama Bayu. Dirinya merasa merdeka karena 5 hari terkungkung di dalam rumah, kecuali akhir pekan.

Namun, akhir pekan ini ia tak gunakan waktunya untuk bermain bersama teman temannya karena dia bersama kedua orang tuanya sepakat untuk rekreasi ke Garut.

“Ma…. ma…. ma….. mama dimana?” Tanya bayu yang masih kusut usai bangun tdur.

“Di sini de…” sahut Nia yang tampak dengan perlahan mempersiapkan bekal untuk rekreasi.

“Mama lagi apa? Kelihatannya sibuk banget pagi pagi begini”.

“Kamu pasti lupa de. Kan hari ini kita mau jalan jalan ke Garut?!” Sambil menatap bayu yang berada disampingnya.

“Ohh ya yaaaa!” Sahut bayu kegirangan.

Langsung ia bergegas mencari ayahnya kesemua sudut ruangan ternyata, sang ayah lagi mengecek kondisi mbil yg digunakan.

“Yah…ayahh…. yahhh? Ayah dimana? Kita jadi ke Garut kan???”

“Di sini dek, iya dong.” Jawab sang ayah sambil mengecek kondisi mobilnya

“Assyiiikkkk jalan jalan jalan jalan jalan”

Begtu ceritanya wajah bayu hari itu sampai smpai sang ayah ke heran.

“De, tapi perginya gak sama ayah ya. Sama mama aja. Ayah mendadak harus menengok teman ayah yang semalam kecelakaan.”

Wajah bayu yang tadi ceria seketika cemberut tercermin kekecewaan yang begitu mendalam.

“Yah ayah….”, bayu menggerutu.

“Maaf ya dee ayah gak bisa nemenin.” Jawab ayah bayu sambil memegang pundak anknya.

“Gak kita tunda aja mas? Kita ubah jadi bareng-bareng nengok teman mas.”

“Jangan, kasihan bayu. Lagi pula ini udah direncanain jauh jauh hari.”

“Tapi ayah janji nanti ayah nyusul kalian ke Garut usai nengok teman ayah ya”.

“Bnran yah?”

“Nanti gak bisa lagi tahu tahunya”

“Tahu nih sih ayah, mendadak gak bisa lagi. Lagi pula ayah pakai mobil siapa” timpal Nia.

”Iya kali ini ayah janji benerr, tapi gak hari ini juga ya. Tapi besok nyusulnya, ayah nanti berangkat sama atasan ayah, yg jg mau ke Garut.”

“Yahhhhhhhh.” jawab bersamaan bayu dan ibunya.

Namun Nia tetap meyakini bayu bahwa ayahnya tetap datang meski tidak berangkat secara bersamaan. Tak lama ayah bayu menyuruh anak dan istri segera siap siap.

“Yasudah kalian siap-siap gih, makin siang nanti makin kena macet”

Bayu dan ibunya tampak sudah selesai bersiap-siap. Ayah bayu tersenyum menatap penampilan, Bayu yang cermin kan cara berpakaian anak lelaki pada umumnya jika mau pergi. Tatak menyangka anak nya yang dulu masih bayi sekarang sudah beranjak menuju usia abg.

“Ganteng banget anak ayah” jawab ayah ayu sambil mengelus rambut anaknya.

Namun Haris heran dengan penampilan istrinya, yang mengguna kan blus merah agak longgar dengan belahan dada terlihat, bawahan menggunakan jins ketat.

“Mama, kok pakaian kamu begini sih? Pakai blus belahan dadanya kelihatan. Longgar lagi kalau nunduk, itu payudara kamu diintip orang nanti.”

Nia mencoba menenangkan suaminya sembari bercanda.

“Mas Haris gak usah khawatir. Lagi pula aku sama bayu kan naik mobil. Kalo masalah yang ngintip nanti aku tinju masss”

“Yasudah deh kalian langsung berangkat gih. Barang barang yang mau di bawa udah dimasukin ke mobil kan? Jangan sampai ada yang ketinggalan.”

“Eh, nia kmu tahu jalan kan? Aku juga khawatir kamu nanti malah kesasar.” Ucap ayah bayu.

“Tenang mas kan ponselku ada GPS. Aku juga sedikit tahu kok jalur perjalanan ke Garut.” Nia mencoba kembali menenangkan suaminya.

“Oke yasudah deh. Nanti kalo ada apa-apa hubungin aku yaa. Udah cepetan masuk mobil”.

Bayu duduk di depan bersama ibu yang menyetir. Mobil grand livina meluncur perlahan tak lupa nia membuka kaca mobil sambil melambaikan tangan ke suaminya. Di sisi lain Bayu sedang asyik dengan ponselnya entah apa yang sedang disibukkan.

“Bayu ayo dadah sama ayah…dadah”

Waktu demi waktu terus berjalan hingga siang tiba, nia sibuk mengemudikan mobil. Bayu sibuk dengan ponselnya. Masalah kemudian muncul…

“Ma… kok mama kayak orang bngung?” Tanya bayu dengan raut muka heran.

“Iya nih de. Mama bingung jalannya kemana. Ini gara-gara mama sok tahu. Mama gak ngandelin GPS juga. Gak ada jaringan lagi”

Bayu jadi ikut bingung. Dia bingung ingin berbuat apa. Sedangkan raut wajah Nia, sang ibu, tanda kecemasan begitu terlihat. Dia menengok kiri kanan yang sekitar banyak pepohonan dan beberapa rumah pedesaan, tiba-tiba mobil kehabisan bahan bakar.

“Ma, ma, kok mobilnya berhenti?” Tnya bayu.

”Bahan bakarnya habis dek, karena terlalu senang mama jadi kelupaan isi bahan bakar” jawab Nia melemah

“Ma terus bagaimana?” Bayu sedikit panik.

Nia mengajak bayu keluar dari mobil sambil berusaha mencari bantuan.

“De, kita keluar dulu yuk. Kita cari bantuan. Siapa tahu ada yang bisa bantuin kita”

Dari kejauhan nia dan bayu yang kebingungan seketika keluar dari mobil diamati seorang bapak berusia 47 tahun. Namanya pak bejo. Kulit yang coklat kehitaman ditambah kumis dan perut yang agak tambun menjadi ciri khasnya.

Merupakan penduduk sekitar yang bekerja sebagai buruh tani, Istri nya bekerja sebagai tenaga kerja di Malaysia. Sedang kan sang anak bekerja di Bandung, penampilan pak bejo begtu adanya.

Tak lama kemudian pak bejo mencoba menghampiri ibu dan anak yang sedang kebingungan itu.

“Maaf yaa bu, kayaknya lagi bingung ada yang bisa saya bantu?” Tanya pak bejo.

“Ini pak, saya sama anak saya lagi kebingungan. Tadinya mau ke garut. Eh,malah kesasar kesini. Malah bahan bakar habis lagi” jawab nia

Pak bejo rasanya tak mendengar apa yang dikatakan nia, sibuk memandang tubuh nia yang sintal. Terlebih belahan dada nia terlihat.

“Weleh weleh yang begini nih bikin si otong gak tahan.” gumam bejo

Pandangan pak bejo membuat nia sedikit risau. Dia merasa pak bejo ingin menerkamnya.

“Yasudah bu, ke rumah saya aja dulu. Mobilnya di sini aja. Lagipula rumah saya deket. Tuh rumah saya…” jawab pak bejo sambil menunjuk ke arah rumahnya

“Yasudah pak kita ke rumah bapak dulu aja”

“Yuk de kita ke rumah bapak ini dulu supaya kita dapat bantuan”. Jawab nia sambil menenangkan anaknya yang tampak kebingungan.

“Ma tetap jadi kan ke Garut?” Jawab bayu yg terlintas masih bingung.

Sedangkan, sambil berjalan mengantarkan ibu dan anak itu, di wajah pak bejo terlintas sebuah senyuman. Entah apa arti senyuman itu.

Kicauan burung menyambut pagi dan sinar matahari. Pagi itu terdengar suara Nia yang masih mengenakan daster hitam yang sempat dirinya lepaskan semalam.

“Bayu, bayu, ayo bangun…. kita musti siap-siap berangkat de. Kalau enggak nanti kita kesiangan. Malah nanti papa yang duluan sampai Garut”

“Aduuuuhhh mamaaaa bayu masih ngantuk…….” gerutu bayu.

“Bayu ayo bangun de.. jangan malas dong anak mama yang ganteng” nia membujuk sang anak sambil telapak tangannya berulang kali mengelus ubun-ubun bayu.

Dia mencoba terus membangunkan sang putra kesayangan dengan lembut. Begitu lembut dirinya membangunkan bayu, hingga tak sadar bahwa bayu melihat apa yang dilakukan nia bersama Pak bejo semalam.

Dalam kantuk dan mata yang ia coba pejamkan kembali, bayu terlintas terpikir apa yang dia lihat semalam. Dia mencoba untuk melupakan, namun rasa penasaran terus menyelimuti pikirannya.

Dalam benaknya ia terus bertanya-tanya apa yang dilakukan sang mama semalam dengan pak bejo dalam kondisi telanjang.

Apa pula arti desahan mama yang begitu kencang semalam. Karena terus menghantui pikirannya, bayu lekas bangun. Ia beranggapan lebih baik dirinya bersama sang mama segera pergi dari rumah Pak Bejo.

“Iya dehhh mama iyaaaaa. Nih bayu bangun.” Ucap bayu sambil membuka selimutnya.

Bayu lekas bangun, merapikan selimut yang menutupinya. Sementara itu nia membereskan segala barang miliknya yang ada di kamar, menyiapkan pakaian untuk dirinya dan bayu yang akan segera melanjutkan perjalanan. Tak lama kemudian nia mengambil handuk untuk dirinya dan bayu.

“Langsung mandi aja yuk de, bareng sama mama. Mama juga mau mandi, soalnya kita gak bisa lama-lama di sini. Kalau kita keduluan papa sampai Garut, nanti mama musti bilang apa. Mama kan malu kalau ketahuan nyasar”

“Iyaaa maaa iyaaaaaa” gerutu bayu kembali menuruti kemauan sang ibu.

Keduanya kemudian bergegas menuruni tangga menuju kamar mandi. Sambil melangkah, bayu melihat sekeliling. Ia mencari pak bejo. Namun dia tak melihat lelaki yang tak telah memberinya tumpangan. Kemudian kedua ibu dan anak itu memasuki kamar mandi.

Lagi pintu yang rusak itu belum diperbaiki sehingga pintu kamar mandi kembali tak menutup sempurna. Tak lama setelah pintu tertutup nia melepaskan daster yang ia kenakan semalam. mem nandangi seluruh tubuh nya yang sudah tak tertutupi merasa tubuhnya masih utuh walau semalam disetubuhi pak bejo.

“Aduuuh anak mama ini lepas pakaian aja lama banget. Yasudah sini mama lepasin. Gitu aja lama banget”

“Yasudah sekarang Bayu mau mandi sendiri apa dimandiin sama mama?” tanya nia.

“Mandi sendiri dong mama,.. bayu kan udah bisa mandi sendiri” jawab bayu dengan wajah meyakinkan.

“Yasudah kalo begitu.” balas sang mama

“Yasudah kalo begitu.” balas sang mama

Nia kemudian menyirami seluruh tubuhnya dengan air terlebih dahulu. Air yang dingin membuat siraman tersebut terasa menyejukkan. Tak lupa ia sabuni buah dadanya yang semalam di lumat pak bejo. Begitu juga tak lupa ia sabuni liang persamaannya yang tak sempat ia bersihkan semalam. Setelah selesai, nia melihat bayu yang malah sibuk main air.

“Aduuuh anak mama malah main air siih. Kita ini musti buru-buru bayu. Kalau enggak nanti kita terlambat.”

“Yasudah sini mama mandiin deh kamu.” Ucap nia kesal kepada sang anak.

Lalu ia sirami putra kesayangannya dengan perlahan dan penuh kelembutan. Tak lupa ia sabuni seluruh jengkal tubuh bayu dengan sabar. Sambil menyabuni bayu, terbenak apa yang dilakukannya dengan pak bejo semalam. Nia begitu menyesal telah melakukan perbuatan hina itu. Hatinya resah. Kenikmatan yang dirasakan semalam baginya tidak sebanding dengan keutuhan keluarga yang ia rengkuh bersama suami dan anaknya.

“Maafkan mamaaa yaa bayu” gumam nia dalam hati.

Di luar kamar mandi

“Beres dahhh. Untung deket sini ada yang jual bensin eceran. Memang gak banyak sih. Tapi sanggup mengantar sampai pom bensin terdekat” ucap Pak Bejo puas.

“Bu nia Bu niaaaa buuuu….mobilnya sudah saya isi bensin yaaa. Tapi jangan lupa isi bensin lagi di tengah jalan kalau gak mobilnya nanti mati lagii buuuu” Teriak pak bejo.

Pak bejo penasaran mengapa tak ada respon. Lalu ia mencari nia ke kamarnya. Namun ia tak menemukan. Kamar tersebut kosong dan sekarang tampak begitu rapi. Begitu juga bayu, putera nia, ia tidak menemukan anak itu di kamar tersebut. Setelah dirasa benar-benar kosong ia kembali menuruni tangga mendengar suara guyuran air dari kamar mandi di bawah. Lantas ia segera ke sana.

“Hehehehe mereka berdua lagi mandi to. Untung nih pintu belum gue perbaiki. Intip aahhhh” pak bejo berucap sambil tertawa pelan.

Ya, pak bejo lagi lagi mengintip. Kini ia melihat nia dalam kondisi bugil bersama bayu. Akibatnya, naluri lelaki itu kembali bergelora. Penisnya kembali menegang. Begitu pula nafsunya bangkit kembali.

“Aduh si kontol ini lagi-lagi gak bisa diem. Kan lu udah nyobain tuh memek semalem” racau pak bejo dalam hati sambil mengelus kontolnya yang ada di balik celana.

Pak bejo tak bisa menahan diri karena penisnya sudah mengeras. Perlahan ia lepaskan celananya hingga akhirnya ia dalam kondisi bugil. Dengan langkah pelan kemudian ia geser pintu kamar mandi yang rusak itu.

“Maa mama pak bejo ngapain masuk ke sini” tanya bayu yang melihat pak bejo lebih dulu.

Bayu sedikit terkejut, pikiran buruk dan peristiwa yang ia lihat semalam kembali menghantui. Sementara itu Nia yang sedang sibuk menyirami bayu, mendengar ucapan sang putera langsung melihat pak bejo.

Terlebih, pak bejo masuk secara tiba-tiba. Tentu saja Nia mau tak mau melihat pak bejo. Ia palingkan wajahnya dari lelaki berperut tambun itu. Meskipun begitu, nia sempat melihat penis pak bejo yang sedang mengacung.

“Apa yang pak bejo lakukan di sini. Bapak gak melihat saya lagi mandi bersama bayu?!” ucap nia dengan nada memarahi.

“Saya mau mandi juga bu… kan semalem kontol saya ini habis mengaduk-ngaduk memek ibu heheheeeee” Jawab pak bejo.

“Bapak jangan macem macem yaaa! di sini ada bayu pakkk!” ucap nia kesal

Pak bejo kemudian mendekati nia dan mengelus lengan nia yang berisi itu. Nia mengelak lekas mengambil handuk dan mengeringkan dirinya dan bayu. Setelah itu nia lilitkan handuk di tubuh bayu kemudian dirinya.

Lalu ia lekas mengajak bayu keluar dari kamar mandi. Bayu keluar lebih dahulu. Namun, nia ditahan pak bejo. Kedua lengannya dicengkeram kuat-kuat oleh kedua telapak tangan pak bejo yang kasar itu. Bayu yang sudah berada di luar kamar mandi pun kebingungan.

“Bayu, kamu duluan aja ke atas ya. Nanti mamamu nyusul hehee”, tawa pak bejo terkekeh-kekeh sambil menahan kedua lengan nia yang terus memberontak.

“Jangan bayu, jangan…Janggan tinggalin mamaaaa dee… lepasin pak bejo lepasin ish”, sahut nia sambil terus mencoba melepaskan kedua lengannya dari tangan pak bejo. Ngocoks.com

Namun usaha nia itu tampaknya sia-sia. Tangan pak bejo sangat kuat mencengkeramnya. Sedangkan, belum bayu merespon sang mama, Pak bejo langsung menutup pintu yang tak bisa menutup secara sempurna itu.

Bayu lagi lagi hanya terdiam dan terheran apa yang sebenarnya sedang ia alami. Anak lelaki umur 11 tahun itu lebih memilih melangkah kan kakinya secara perlahan meninggalkan kamar mandi menuju kamarnya di lantai dua.

Dalam langkah demi langkahnya itu ia mendengar suara mamanya dan pak bejo yang berada dalam kamar mandiii. Namun ia tak peduli atas sesuatu yang tak dipahaminya itu. Ia lebih memilih mengenakan pakaian dan mempersiapkan segala sesuatu nya untuk kembali melanjutkan perjalanan bersama sang mama.

Nono4D

Nono4D

Nono4D

toto slot