Gangguan Jiwa (Keluarga)

Gangguan Jiwa (Keluarga)

Cerita Sex Gangguan Jiwa (Keluarga) – Pulang dari jualan di pasar, di tengah jalan Lusy merasa kepalanya sakit. Dia mampir ke warung membeli obat. Setelah minum obat, Lusy berbaring di kamar. Akan tetapi obat dari warung tidak menyembuhkan sakit kepalanya. Fani dan Amir yang pulang dari sekolah ribut berebut makanan, membuat kepala Lusy semakin berdenyut-denyut.

Lusy ingin menegur Amir dan Fani, tapi Lusy takut malah nanti direcokin oleh kedua anaknya itu. Lusy mencoba tidur. “Buk…!” Lusy mendengar suara Farhan memanggilnya.

Lusy membuka mata. “Sini Han, tolong pijitin kepala Ibuk. Kepala Ibuk sakit.” panggil Lusy pada anak sulungnya yang baru pulang dari sekolah.

Lusy mempunyai 4 orang anak, yaitu Farhan, Gita, Fani dan Amir. Farhan sekolah di SMA kelas XI, Gita di SMP kelas IX, Fani di SD kelas 6, Amir di SD kelas 4. Lusy bersyukur pada pemerintah bisa menyekolahkan keempat anaknya dengan gratis, karena dulu dia lulus SD saja tidak. Kosim suaminya lebih lumayan, bisa tamat dari SMA. Kosim sekarang bekerja sebagai petugas keamanan atau satpam di sebuah mall.

Farhan berdiri di depan tempat tidur ibunya memijit kepala ibunya dengan jari jemarinya yang kokoh dan kuat, karena Farhan bermain sepak bola dan kadang-kadang suka latihan karate dengan beberapa teman sekolahnya di sanggar sekolah. Namun begitu, Farhan bukan anak yang alim-alim bangat meskipun dia rajin sholat karena dia juga suka nonton video porno yang gampang di download dari hapenya.

Biasanya kalau Farhan selesai nonton video begituan, dia merenggangkan kontolnya yang tegang dengan beronani. Lusy juga merasa kepalanya tidak setegang tadi lagi setelah beberapa saat dipijit oleh Farhan. “Pan, Ibuk tengkurap aja, ya?” kata Lusy supaya belakang tubuhnya bisa dipijit Farhan.

“Ibuk tadi bilang hanya mijit kepala, sekarang minta mijit belakang. Nggak mau ah! Farhan mau maen!” tolak Farhan.

“Iya sudah… kalau kamu mau pergi maen.” jawab Lusy mengalah.

“Ayok!!” kata Farhan kemudian dengan sedikit kasar membentak ibunya.

Lusy pun membalik tubuhnya tengkurap di kasur. Farhan memijit bagian belakang kepala Lusy. Dari bagian belakang kepala, tangan Farhan merambat ke bagian leher Lusy. Usai bagian leher dipijit, tangan Farhan berpindah ke punggung Lusy. Begitu seterusnya. Kemudian sampailah tangan Farhan ke bagian pantat Lusy.

Perlu pembaca Ngocokers tahu bahwa tadi sudah dikisahkan bahwa Farhan bukan anak yang alim-alim amat, dan dia suka nonton video porno. Makanya saat Farhan memijit pantat Lusy, dia terbayang pantat-pantat wanita sexy yang ditontonnya di video porno, apalagi pantat Lusy adalah pantat yang sekal, semok dan masih kenyal, akibatnya Farhan jadi terangsang.

Dari belakang lalu Farhan mengintip wajah Lusy yang menghadap ke kiri. Lusy memejamkan mata. Kemudian Farhan naik ke kasur. Farhan menindih paha Lusy dengan duduk di bagian belakang paha Lusy, lalu memijit punggung Lusy. Lusy tidak sedang tidur, Lusy menikmati pijitan anak lelaki itu.

Karena Lusy memejamkan mata dan Lusy tengkurap diam, dan ibunya itu juga sudah pasti tidak akan melihat ke belakang, maka Farhan berani mengeluarkan penisnya yang tegang dari celana panjang abu-abunya. Farhan memijit punggung Lusy lagi, sehingga penisnya yang keluar dari celananya itu, menggesek-gesek sela pantat Lusy.

Kontolku digesek-gesek aja rasanya nikmat banget, apalagi dicucukkan ke dubur Ibuk, batin Farhan kian terangsang.

Ini rahasia pribadi Farhan dan seperti biasa, pagi-pagi Lusy berangkat jualan di pasar. Lusy jualan ayam potong. Untungnya lumayan, bisa membuat asap di dapurnya terus mengepul. Apalagi kalau Haji Dudung datang ke pasar, pasti ayam potong Lusy diborong habis oleh Haji Dudung, karena Haji Dudung suka sama Lusy.

Akan tetapi, siang itu sakit kepala Lusy kembali kumat. Karena dia sudah tau bahwa obat warung tidak bakal menuntaskan rasa sakit di kepalanya, Lusy tidak membeli obat di warung, dia membawa kasur lipat ke ruangan tempat dia dan anak-anaknya nonton televisi. Dia berbaring di situ sambil menyalakan televisi menunggu Farhan pulang sekolah.

Yang ditunggu-tunggu Lusy, pulang juga dari sekolah lebih cepat dari Gita, Fani dan Amir. “Pan, kepala Ibuk sakit lagi. Pijitin lagi ya kayak kemaren.” pinta Lusy.

“Iya Buk, Farhan ganti baju dulu.” jawab Farhan.

Karena Farhan sudah punya rencana terhadap Lusy, Farhan hanya memakai celana boxer. Satu-satunya pakaian yang melekat di tubuhnya yang atletis. “Ibuk, kaos Ibuk dibukak saja, gak ada adik-adik ini, biar badan Ibuk ke pijit.” kata Farhan pada Lusy.

Tanpa berpikir negatip, Lusy mengikuti apa kata anaknya. Dia melepaskan kaosnya yang keringatan dan bau pasar itu. Farhan pura-pura gak tau saat melihat tetek Lusy yang terbalut BH hitam. Lusy tengkurap di kasur dengan wajah menghadap ke televisi supaya dia masih bisa menonton televisi saat tubuhnya dipijit Farhan.

Farhan memijit bagian belakang kepala Lusy duluan. Farhan tidak mau terburu-buru, biar ibunya menikmati. Dari bagian belakang kepala Lusy, tangan Farhan bergeser ke leher Lusy. Selesai di bagian leher, punggung Lusy dipijit, lalu bagian pinggang dapat bagian.

Selanjutnya bagian pantat Lusy. Pantat Lusy masih tertutup dengan celana longgar selutut. Farhan pun berkata pada ibunya. “Buk, celana Ibuk dibuka aja. Tadi, punggung Ibuk tanpa baju, enak kan dipijit?”

Namanya seorang ibu, mau mendengar kata-kata siapa lagi, kalau bukan mendengar kata-kata anaknya sendiri, apalagi dia telah merasakan manfaatnya pijitan Farhan. Lusy melepaskan celana selututnya dengan posisi tengkurap. Kini ditubuh Lusy yang masih ramping hanya tinggal BH dan celana dalam. Celana dalam Lusy yang berwarna kuning itu sudah dekil dan sobek disana sini.

Farhan duduk di bagian belakang paha Lusy. Mula-mula pantat ibunya dipijit. Setelah itu, dia mengulang memijit punggung Lusy. Kali ini tekanan tangannya lebih keras, khususnya di bagian BH Lusy. Tentu saja Lusy kesakitan.

“Duhh… sakit Han, punggung Ibuk!” seru Lusy tertahan.

Rencana Farhan berhasil.

“Bukak aja ya Buk, ini… “ kata Farhan memegang bagian pengait BH ibunya, dan sebelum Lusy menjawab ‘iya’ atau ‘jangan’, tangan Farhan sudah membuka pengait BH Lusy. Sekarang, Farhan dengan leluasa memijit, mengusap dan mengelus punggung Lusy yang telanjang.

“Buk, diurut pakai minyak, mau nggak?” tawar Farhan kemudian.

“Mau aja, Han!” jawab Lusy langsung.

“Tapi pakai minyak apa, Buk?”

“Pakai minyak sayur juga gak apa-apa, Ibuk belum mandi ini. Sana, tuang ke piring…” kata Lusy.

Farhan pergi ke dapur mengambil minyak goreng dengan hati gembira. Farhan lebih gembira lagi saat dia balik ke tempat Lusy tengkurap dan dilihatnya, BH yang membungkus tetek ibunya sudah entah kemana. Lusy tengkurap di kasur nonton televisi hanya mengenakan celana dalam saja.

Farhan menaruh piring kecil berisi minyak sayur yang bersih itu di lantai dengan jantung berdebar-debar, lalu pelan-pelan kepala Farhan menunduk ke sela pantat Lusy yang agak terbuka. Aahhhh… disedotnya pelan-pelan bau dubur Lusy yang melekat di celana dalam Lusy yang dekil itu. Segarnya bau dubur Ibuk… batin Farhan.

Setelah itu, dia mengurut punggung Lusy dengan minyak sayur. Tidak lama kemudian, Gita pulang dari sekolah. Gita tidak kaget melihat Lusy hanya memakai celana dalam diurut oleh Farhan, karena sebagai anak cewek yang tidur sekamar dengan ibunya, Gita sudah sering melihat ibunya hanya memakai celana dalam, atau ibunya telanjang bulat.

“Kenapa sih diurut, Buk?” tanya Gita meletakkan tas sekolahnya di kursi.

“Ibuk sakit kepala. Makan gih sana…” suruh Lusy.

“Gita mau makan bakso aja, Buk.”

“Di mana?”

“Di Kenanga, Buk!”

“Jauh gitu, pergi sama siapa ke sana?”

“Sama Anik, nanti dijemput!”

“O.. ya udah, hati-hati…”

Gita pergi. Tidak lama kemudian, Fani dan Amir pulang sekolah. Kedua anak ini tidak banyak bertanya pada Lusy, yang penting dikasih makan. Tapi Fani memilih tidur, sedangkan Amir membawa makan siangnya ke depan televisi.

Tapi Farhan peduli amat dengan Amir yang masih kecil. Farhan duduk di paha Lusy untuk mengurut punggung Lusy. “Makannya cepet, jangan nonton tipi melulu!” omel Lusy pada Amir yang makannya lelet. “Sudah itu, tidur!!!” bentak Lusy.

Lusy tidak sia-sia ngomelin Amir. Tidak lama kemudian, Amir pergi dari depan televisi membawa piring kosongnya ke dapur. “Buk, belakang Ibuk aku ijek ya, mau nggak?” tanya Farhan.

Farhan sudah tahu, bahwa ibunya pasti menolak.

*****

“Nggak!” jawab Lusy. “Nanti tulang Ibuk yang sudah tua dan keropos bisa patah semua!”

“Kalo gitu, aku tindih ya, Buk!” balas Farhan.

Farhan menindih Lusy dengan tengkurap di atas punggung Lusy, lalu digoyang-goyangnya tubuh Lusy persis seperti goyangan lagi bersetubuh. “Duhh Han, badan kamu berat!” kata Lusy.

Farhan bangun dari tubuh Lusy, lalu Farhan mengeluarkan kontolnya yang tegang dari dalam celana boxernya. Amir masih di dapur, tapi Farhan tidak takut dan gentar. Farhan kembali menindih tubuh Lusy dari belakang. “Pan, sudah dibilang jangan, badanmu berat!” kata Lusy belum merasakan apa yang dilakukan Farhan, padahal batang kontol Farhan yang tegang sudah terselip di sela pantat Lusy.

Namun ketika teteknya dipegang Farhan, Lusy baru menyadari bahwa dia akan disetubuhi oleh Farhan. “Pan, kamu mau ngapain sih. Nanti kelihatan sama adikmu, tau nggak?!” seru Lusy pelan.

“Aku sayang sama Ibuk!” jawab Farhan menggoyang-goyang kontolnya di sela pantat Lusy yang tertutup celana dalam sambil diremasnya tetek Lusy yang sudah kendor dengan kedua tangannya.

“Pan, jangan goyang dulu!” kata Lusy ketika dilihatnya Amir muncul dari dapur, lalu Lusy berteriak pada Amir. “Sana, tidur dengan Fani!”

Dengan menurut Amir masuk ke kamar. “Bangun, kamu!” kata Lusy pada Farhan yang masih menindih Lusy dari belakang.

Setelah Farhan turun dari punggungnya, Lusy bangun melepaskan celana dalamnya. “Ayok!” ajak Lusy membaringkan tubuhnya yang telanjang di kasur.

Lusy begitu gampang menyerahkan memeknya pada kontol Farhan karena Lusy memang sudah sekian lama tidak disetubuhi oleh Kosim. Iya, karena Kosim merasa anaknya sudah besar-besar, kemudian Kosim juga sudah males menyetubuhi Lusy yang sudah mulai menua dan bagian-bagian tubuhnya sudah banyak yang kendor serta tidak menarik lagi.

Farhan yang beruntung. Farhan melebarkan paha Lusy dan menelusupkan wajahnya ke selangkangan Lusy. “Pan, nggak usah dijilat lagi. Ayo, langsung masukin!” kata Lusy, bukan hendak mendesak Farhan, tapi dia takut ketahuan sama Fani dan Amir.

Lalu Farhan menindih Lusy dan dengan mudah Farhan menyarangkan batang kontolnya yang besar dan tegang itu ke lubang memek ibunya dengan sekali tembak. Segera Farhan genjot dan Farhan pompa lubang yang pernah melahirkannya itu sambil dikenyotnya pentil tetek Lusy yang besar dan hitam.

“Duuhh… nikmatnya memek Ibuk!” desah Farhan.

“Jangan ribut, nanti kedengaran sama adikmu. Kocok terus kontolmu biar cepat lega!” kata Lusy yang hanya berbaring diam saja.

Farhan kembali mengocok batang kontolnya di lubang memek Lusy yang basah dan longgar, tapi dirasakan oleh Farhan bahwa lubang memek Lusy sangat nikmat. Sehingga kocokan Farhan belum sampai 10 menit, tubuhnya sudah mengejang.

Sherrr… sheerr… sheerr… Lusy segera memeluk pantat Farhan kuat-kuat dengan kedua kakinya saat Farhan menembakkan air maninya supaya air mani Farhan yang segar dan hangat itu menyirami peranakannya yang sudah dingin.

“Buk, aku pengen anak dari Ibuk.” Kata Farhan mencium bibir Lusy.

“Anak nakal kamu, Ibukmu dientot. Masih enak nggak memek Ibuk?” tanya Lusy.

“Iya enak dong, Buk.”

Farhan hari itu merasa menang telak, karena berhasil menyetubuhi ibunya.

Hari-hari berikutnya Farhan dengan mudah menyetubuhi ibunya lagi dan lagi. Hingga pada suatu hari Farhan mendapat hadiah sebatang coklat dari ibu gurru bahasa Indonesianya, karena Farhan berhasil meraih juara 2 menulis puisi.

“Kak, coklat dari mana?” Fani langsung bereaksi saat melihat Farhan mengeluar coklat dari tas sekolah. “Buat Fani, ya?” Fani menjulurkan tangan kecilnya mau meraih coklat yang diletakkan Farhan di atas meja.

“Eittss… noo.. noo.. nooo… !” Farhan menangkap tangan Fani. “Kasih lihat memekmu dulu sama Kakak, baru kamu boleh ambil coklat ini.” kata Farhan. Memang siang itu hanya Fani sendirian di rumah, Lusy belum pulang dari jualan di pasar.

Fani tidak berpikir panjang, karena baginya coklat lebih berharga daripada memeknya. “Nih…!” Fani menurunkan celana pendek dan celana dalamnya sekaligus di depan Farhan.

Hmmm… Farhan menelan ludah berteguk-teguk melihat memek Fani yang mulus dan segar. Farhan segera menjulurkan tangannya ke selangkangan Fani. Fani tidak menolak saat memeknya dipegang Farhan. “Coklatnya boleh kamu ambil!” kata Farhan.

Fani senang bukan main. Hari ini dia bisa makan coklat, sehingga Farhan minta Fani melepaskan celananya, Fani menurut saja. Fani duduk di kursi dengan bagian bawah tubuhnya telanjang menikmati coklatnya. Dia tidak menggubris kakaknya itu lagi saat kedua kakinya dinaikkan oleh Farhan di atas kursi dan kedua pahanya dikangkang lebar.

Farhan menjilat memek Fani yang berbau pesing. Fani terus saja menikmati coklatnya sambil matanya menatap ke layar televisi. Lalu Farhan mengoles minyak sayur ke memek Fani, khususnya di bagian lubang. Setelah itu, jari tengah Farhan menusuk lubang memek Fani.

Pelan… pelan… karena licin, Fani tidak merasa sakit, hanya geli saja. Tapi rasa nikmat dari coklat sudah menutupi rasa geli di memek Fani sehingga jari tengah Farhan sudah masuk 2 buku ke dalam lubang memek Fani yang padat, berarti selaput perawan Fani sudah ditembusi jari Farhan. Namun lubang memek Fani tidak mengeluarkan darah saat Farhan menarik jarinya keluar.

Farhan lalu melepaskan celana panjang abu-abunya dan celana dalamnya. Dengan batang kontol mengacung dan sudah beberapa kali masuk ke lubang memek Lusy itu, Farhan berbaring terlentang di lantai.

“Tik, duduk sini, nanti Kakak kasih kamu coklat lagi. Dua batang!” kata Farhan.

Fani yang masih mengunyah nikmatnya coklat sehingga bibirnya belepotan itu langsung beranjak dari duduknya mendengar kakaknya akan memberikannya 2 batang coklat lagi. Farhan mengoles minyak sayur banyak-banyak ke batang kontolnya yang berdiri tegak lurus.

Fani kemudian mengangkang di atas perut Farhan, tapi kemudian Farhan memundurkan pantat Fani hingga kontolnya tepat berada di depan lubang memek Fani. “Duduk!” perintah Farhan dengan kedua tangannya memegang bokong Fani.

Fani menurunkan pantatnya dan lubang memek Fani pas dapat di ujung kontol Farhan. Karena tekanan berat tubuh Fani dan licinnya liang memek Fani dan licinnya juga batang kontol Farhan, sehingga batang kontol Farhan pelan-pelan memasuki ke lubang sempit Fani.

Fani meringis ketika bokongnya ditekan ke bawah oleh Farhan dengan paksa karena Fani merasa memeknya sakit. Tapi Farhan sudah bermata gelap. Meski Fani meringis, Farhan terus menerus menekan bokong Fani ke bawah.

“Sakit Kak!” teriak Fani, tapi sudah terlambat. Selaput perawan Fani sudah bocor ditembusi kontol Farhan yang besar karena seluruh batang kontol Farhan tenggelam ke dalam lubang memek Fani.

Fani hanya bisa menangis terisak karena memeknya sakit, tapi diacuhi Farhan. Farhan malah menggoyang-goyang batang kontolnya di lubang memek Fani. “Kak sudah Kak, perih memek Fani!” Fani memohon. “Kalau sudah nggak perih, Fani duduk lagi,” kata Fani.

Farhan meraih leher Fani, lalu diciumnya bibir Fani yang belepotan coklat. “Bibirmu manis. Nanti sore Kakak beliin kamu coklat lagi, ya?” kata Farhan merayu Fani.

“Iya, Kak!” jawab Fani tersenyum.

Fani tidak sadar kalau Farhan melepaskan air maninya di dalam lubang memeknya. Setelah itu, Farhan tidak mengizinkan Fani buru-buru bangun. Sewaktu kontolnya sudah layu, Farhan baru mengizinkan Fani meninggalkan tubuhnya.

“Cebok sana!” suruh Farhan pada Fani.

Waktu Fani berjalan ke kamar mandi, Farhan melihat Fani berjalan terkangkang-kangkang dan Farhan melihat kontolnya yang layu. Ada darah segar, darah perawan Fani.

Ketika Lusy pulang jualan dari pasar, Fani duduk saja nonton televisi, tidak berani banyak bergerak, karena memeknya selain masih perih juga masih seperti disesaki kontol Farhan.

Akan tetapi Fani tidak jerah. Setelah beberapa hari, Fani melihat 2 batang coklat di tangan Farhan, Fani langsung melepaskan pakaiannya. Fani terlentang telanjang bulat di lantai saat Farhan menindihnya. Kini, Fani pun berani memegang batang kontol Farhan, saat batang keras itu mau memasuki lubang memeknya.

“Sakit nggak Tik, memek kamu?” tanya Farhan sewaktu kontolnya menerjang lubang memek Fani.

“Nggak Kak, hanya geli saja!” jawab Fani.

Sekarang, Farhan mendapatkan 2 wanita sekaligus dalam satu rumah yang siap kapan saja memuaskan dahaganya. Masih ada satu cewek lagi, Gita Lelita, batin Gofal.

*****

Karena di rumah Kosim dan Lusy hanya ada 1 kamar tidur, sehingga kamar itu sering dipakai untuk segala keperluan. Farhan lalu memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menjerat Gita.

Melihat Gita mengambil handuk, Farhan buru-buru masuk ke kamar mandi. “Ugghh… Kakak… main srobot aja! Cepatan mandinya! Ngapain kali di dalam kamar mandi, setiap kali mandi lama banget, kayak cewe aja..” omel Gita.

Kontan Farhan membuka pintu kamar mandi. “He… Gita..!” panggil Farhan.

Gita yang baru saja mau menuang mie instan ke panci berisi air panas, memandang ke arah suara yang memanggilnya. “Kakak lagi ngocok kontol nih, mau ngeliat nggak?” kata Farhan berdiri telanjang bulat di depan pintu kamar mandi sembari mengocok-ngocok kontolnya yang tegang.

“Jorok Kakak! Nanti aku kasih tau sama Ibuk!” bentak Gita memandang Farhan.

“Kasih tau aja, siapa takut!” jawab Farhan tenang.

“Kak Farhannnn…!!!” teriak Gita manja.

“Tuh… pancimu mutung!” tunjuk Farhan.

Saat Gita melihat ke arah kompor, Farhan menyelinap masuk ke kamar mandi, karena Farhan merasa bahwa jalannya sudah mulus untuk mendapatkan Gita.

Oleh sebab itu, saat Gita duduk di alas tikar menikmati mie instan yang dimasaknya, Farhan mendekati dan duduk di dekat Gita dengan pinggang berbalut handuk.

“Bagi dong Dek, mienya…” kata Farhan.

“Ini…” Gita mendorong piring berisi mie instan goreng kepada Farhan. Suara Gita lembut.

Akkk… Farhan membuka mulutnya lebar-lebar. Gita menggulung mie instan dengan garpu, lalu disuapnya ke mulut Farhan. “Maafkan Kakak ya Dek, tadi itu…” ucap Farhan sambil mengunyah mie di mulutnya.

“Iya, Kak. “ jawab Gita. “Emangnya itunya Kakak mau dikocok? Kenapa dikocok sih, Kak?” tanya Gita.

Sejenak jantung Farhan berdetak kencang. “Enak! Apa kamu mau bantu Kakak kocok?”

“Hikk… hiikk… mana itunya Kakak?”

“Ini…” Farhan membuka handuknya.

“Hii.. hiikkk… tadi besar, kenapa sekarang loyo sih, Kak?”

“Habisin mie kamu dulu, nanti Kakak jelasin. Oke?”

“Iya, Kak!”

“Kita janji dulu…” kata Farhan memancing.

Gita menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Farhan. “Nih… “ kata Farhan memonyongkan bibirnya di depan wajah Gita.

“Hii.. hiikk.. “ Gita tertawa geli saat dia mencium bibir Farhan.

Jalan semakin terang benderang untuk menikmati tubuh adekku yang satu ini, batin Farhan senang.

*****

Farhan sengaja menyisir rambutnya di depan cermin dengan telanjang bulat. Selesai mandi Gita masuk ke kamar. Gita kaget melihat tubuh Farhan telanjang meski tadi dia sudah melihat kontol Farhan.

“Sini, Dek!” panggil Farhan. “Katanya kamu pengen kocok kontol Kakak, nih kocok, Kakak sudah siap!” kata Farhan.

Farhan naik ke tempat tidur berbaring terlentang. Gita melangkah mendekati tempat tidur dengan tubuh tertutup handuk. Pelan-pelan dijulurkan tangannya ke kontol Farhan yang layu. “Hii… hiikk… “ Gita tertawa geli saat tangannya memegang kontol Farhan.

Rasanya aneh, tapi Gita bisa merasakan bahwa otot di memeknya berdenyut-denyut. “Masukkan ke mulutmu Dek, kontol Kakak.” suruh Farhan. “Bersih kok, nggak kotor…”

Gita ragu-ragu. “Apa nggak dosa, Kak?”

“Coba dulu,” jawab Farhan. “Kalau kamu merasa kontol Kakak gak enak di mulutmu, berarti itu dosa…” bohong Farhan. “Sudah, ayo masukin ke mulutmu, nanti kamu terlambat ke sekolah…”

Karena dipancing dan sedikit dipaksa oleh Farhan, akhirnya Gita membuka mulutnya, lalu memasukkan kontol Farhan yang masih layu itu ke dalam mulutnya. Gita mengulum kontol Farhan.

Karena nikmat, kontol Farhan pelan-pelan bangun memenuhi mulut Gita. “Hisep, Gita!” pinta Farhan menekan kepala Gita.

Kepala Gita pun naik-turun naik-turun dan mulutnya menggesek-gesek batang kontol Farhan. Akibatnya, kontol Farhan tambah tegang. Sementara itu, Gita sudah diawang-awang sehingga dengan mudah Farhan melepaskan handuk yang membungkus di tubuh Gita. Tubuh Gita telanjang bulat, tapi teteknya kecil sedangkan memeknya sudah tumbuh bulu.

Farhan meremas tetek Gita. Gita tersengal-sengal terangsang. “Lepaskan kontol Kakak,” suruh Farhan.

Gita menurut, lalu Farhan menyuruh Gita yang telanjang naik ke tempat tidur. Gitapun tidak menolak. Gita berbaring di samping Farhan. “Apa kamu sayang sama Kakak?” tanya Farhan.

“Sayang, Kak!” jawab Gita pelan.

“Kalo gitu, minta izin kontol Kakak masukin ke memek kamu, ya?” balas Farhan.

“Sakit nggak, Kak! Gita sih pengen, tapi takut sakit…”

“Memang sakit sedikit, tapi nggak apa-apa. Kalo nanti kontol Kakak sudah di dalam memek kamu, pasti kamu ketagihan.” jawab Farhan.

Farhan menyelinapkan wajahnya ke paha Gita, lalu menjilat memek Gita. “Kakkk… haaa…” desah Gita.

Farhan mencari kelentit Gita. Setelah dapat, biji kacang itu dihisapnya. “Oohhh… Kakkk… “ rintih Gita keenakkan. “Seesss… ooohhh…. “ Gita menarik napas panjang.

Otot di dalam memeknya berkontaksi hebat. Gita tidak tahan, Gita menggeliat-geliat, Gita meremas-remas teteknya. “Hoohhhh… Kaakkk… hhoohhh… ssuuudaahh… Kakkk… Gita gak tahannn….!!!” seru Gita.

Farhan segera berlutut diantara kedua paha Gita yang terbuka lebar, lalu menaruh kepala kontolnya di depan lubang memek Gita yang menganga. Setelah dirasakan tepat kedudukannya, Farhan menekan kontolnya.

Sleepp…

Haa… kepala kontol Farhan menelusup masuk ke lubang memek Gita yang sempit. “Bener nih Dek, kamu kasih memekmu buat Kakak?” tanya Farhan.

“Iyaa… Kak… ayoo… Gita sudah gak tahan…!” desah Gita dengan mata sayu.

Farhan menekan lagi kontolnya ke lubang memek adiknya itu. Kini, kepala kontolnya sudah tenggelam ke dalam lubang memek sempit Gita. Farhan lalu berganti gaya. Dia mengayunkan batang kontolnya maju-mundur ke lubang memek Gita.

“Ooohhh… ooohh… perih Kak…” lenguh Gita.

“Sabar, sayang… tahan dikit…”

Karena Gita sendiri yang mau, bukan karena dipaksa oleh Farhan, Gita pasrah sambil menahan perih di memeknya saat kontol Farhan masuk semakin dalam ke lubang memeknya. Kini batang kontol Farhan sudah masuk separuh. Farhan terus menggoyang kontolnya.

Lama-lama Farhan menekan kontolnya dengan keras. “Ohhh… Kakkk… sakiitttt…. “ teriak Gita.

“Nanti juga enak!” jawab Farhan acuh ketika kontolnya untuk kedua kalinya berhasil membobolkan selaput dara seorang perawan.

Lalu Farhan memeluk Gita dan melumat batang leher Gita. “Seesstt… ooohh… Kakk…” Gita menggeliat.

Farhan menghisap leher Gita. Kontolnya dibiarkannya terjepit di dalam memek Gita. Leher Gita jadi bentol-bentol merah. Lalu Farhan menghisap kulit tetek Gita. Tetek Gita juga jadi bentol-bentol merah.

“Kakak sayang sama kamu, Dek! Sangat sayang!” rayu Farhan ketika dia mulai menggoyang batang kontolnya di lubang Gita supaya Gita tidak merasa perih. Cerita dewasa ini di upload oleh situs ngocoks.com

Pelan-pelan dan pelan-pelan Farhan menggoyang kontolnya. Kontolnya menggesek-gesek dinding memek Gita. Uhhh… nikmatnya, batin Farhan. Kemudian digenjotnya lebih cepat lubang memek Gita.

“Ooohh… Kakkk… memek Gita berdenyut-denyut enak, Kakkk…” lenguh Gita kemudian.

“Itu tandanya kamu sudah mau sampai!” jawab Farhan terus saja memompa memek Gita.

“Ooooooo…. Kakkk…. ooooo…. berennti duluu…. enaakkkkk….!!!” teriak Gita mengejang.

Gita orgasme!

Farhan mendiamkan kontolnya membiarkan Gita menikmati orgasme pertamanya. Setelah itu, Farhan memompa lagi. Inilah persetubuhan yang paling nikmat menurut Farhan. Lusy belum pernah orgasme selama disetubuhi Farhan. Fani juga belum pernah.

“Ooohhhh… “ Farhan mengejang. Farhan melumat bibir Gita, sekaligus dia menyirami rahim Gita dengan sperma hangatnya. Gita terima dengan pasrah ketika dilihatnya memeknya berdarah-darah artinya perawannya sudah pecah.

Malahan diulanginya lagi persetubuhan adik-kakak itu lagi. Akibatnya fatal. Lusy nggak hamil-hamil disetubuhi oleh Farhan. Fani juga nggak, akan tetapi Gita hamil beberapa bulan kemudian.

Lusy tidak berani marah pada Farhan, karena dia sendiri yang memulai persetubuhan sedarah itu. Lusy terpaksa mengawini Gita buru-buru sebelum perut Gita kelihatan membesar.

Nono4D
Slot Pulsa

adminmarket
https://puripanteagarden.com

Leave a Reply